Jakarta | Jurnal Asia
Banyak orangtua murid tidak setuju dengan implementasi Kurikulum 2013 dikarenakan anaknya tidak bisa mengikuti pembelajaran. Penyebab dari ketidakbisaan itu disebabkan ketidaksiapan guru dalam mengajarkannya, sehingga murid menjadi bingung.
Tetapi hal itu tidak bagi Rini Suryati, orangtua dari salah satu murid SMA Negeri 2 Kota Bogor. Dirinya pun setuju dengan penerapan Kurikulum 2013 dikarenakan anaknya enjoy dalam melaksanakan.
“Aku setuju Kurikulum 2013, karena anakku enjoy, gurunya pintar dalam menyampaikannya.
Anakku alhamdulillah bisa mengikuti, orangtua dilibatkan. Dan, memang yang penting menurutku gurunya,” ujar Rini, Minggu (28/12).
Di SMA eks rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) yang merupakan satu 6.221 sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 itu, lanjut Rini, jika guru bisa menyampaikan dengan baik dan pintar mengenai teknik menyampaikannya maka siswa akan bisa mengikuti. Kepala sekolah, guru, dan orangtua semua aktif.
“Orangtua murid dilibatkan, misalnya ada tugas mata pelajaran bahasa Indonesia tentang keluarga, anak harus tahu silsilah keluarga, siapa saudaranya, neneknya, kakeknya, dan omnya.
Kemudian didokumentasikan, otomatis anakku melakukan praktik mendokumentasikan melalui foto atau kliping. Aku sebagai orangtua dilibatkan dalam mengarahkan teknik kliping yang baik. Pengambilan gambar atau etiket teknik pendekatan wawancara ke saudara,” bebernya.
Orangtua dari murid bernama Salsabila Reformasita Arianti, kelas XI IIS, itu menambahkan, buku di sekolahnya pun didapat dengan tepat waktu. Jika belum ada buku, sebelumnya bisa menggunakan dari fotokopi.
“Kita orangtua memberikan iuran manajemen seikhlasnya, contohnya untuk menghidupkan WiFi dan isi galon. Untuk praktik biologi misalnya, kalau materinya tumbuh-tumbuhan bisa dimanfaatkan yang ada di sekitar rumah, seperti buah pisang dan jambu,” ucapnya. (oz)