Medan | Jurnal Asia
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhammad Nuh mengatakan kurikulum 2013 membentuk siswa terampil, bersikap dan berkompetensi.
“Dengan kurikulum 2013 itu kita ingin membuat basis pada keterampilan, sikap, dan kompetensi. Jadi, tidak hanya salah satunya saja, karena tidak akan seimbang. Kita ingin sikapnya dan keterampilan serta kompetensinya juga bagus,” kata M Nuh di hadapan guru di Sumut pada sosialisasi kurikulum 2013 sekaligus membuka Diklat Guru Inti Sumut di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut, Jalan Kenanga Raya Medan, Kamis (4/7) sore.
Menurut M Nuh perkembangan zaman tak bisa dibatasi dan tuntutan akan perubahan semakin tinggi. Kreatifitas dan keterampilan merupakan pilihan yang tak terhindarkan untuk melahirkan inovasi dan terobosan-terobosan baru.
“Salah satu yang ingin kita kembangkan di Kurikulum 2013 adalah kreativitas. Karena kreativitas ini adalah akar dari inovasi,” tutur Mendikbud. Ia menjelaskan, inovasi diperlukan karena masalah yang dihadapi di masa mendatang akan lebih rumit.
Menteri menjelaskan esensi dari kurikulum ini, yakni ingin membangun anak-anak yang memiliki keterampilan tinggi untuk persiapan 15 sampai 30 tahun ke depan, karena pada tahun itu pasti sangat rumit dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif supaya bisa berinovasi dan menghadapi tantangan zaman. Menitikberatkan kurikulum yang berbasis pada keterampilan juga merupakan kemampuan untuk menjawab tantangan yang bersifat kontektual, sekaligus untuk menciptakan terobosan-terobosan baru.
M Nuh mengharapkan dengan kurikulum yang di dalamnya ‘mengusung’ ketiga nilai yang menjadi landasan utama pengembangan kurikulum tersebut akan mempu membangun ‘rumah Indonesia’ yang berisi manusia-manusia berkreativitas serta memiliki nilai kasih saying.
Mendikbud mengatakan, perubahan kurikulum pun dilakukan karena mengikuti perubahan zaman dan menyiapkan generasi bangsa dalam menghadapi masa depan yang semakin kompleks.
“Salah satu yang ingin kita kembangkan di Kurikulum 2013 adalah kreativitas. Karena kreativitas ini adalah akar dari inovasi,” tutur Mendikbud.
Ia menjelaskan, inovasi diperlukan karena masalah yang dihadapi di masa mendatang akan lebih rumit.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) HT.Erry Nuradi mengatakan dalam era teknologi saat ini sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia khususnya bagi anak-anak didik Sumut.
Menurutnya perkembangan teknologi itu harus dicari penangkalnya agar dampaknya dapat dijadikan senjata untuk mengembangkan pendidikan yang berkualitas.
Untuk itu, melalui kurikulum 2013 yang berlandaskan atas pengetahuan teknologi dan beretika diharapkan mampu sebagai penangkal pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini.
Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut Bambang Winarji menyatakan, tahapan implementasi kurikulum baru sudah masuk pada pelatihan kepada guru inti, kepala sekolah dan pengawas inti. Untuk di Sumatera Utara jumlah guru yang dilatih sebanyak 1.887 guru, kepala sekolah 261 dan pengawas 261.
“Metodenya mirip seperti diklat PLPG di mana setiap ruangan diisi 40 guru yang dilatih tiga instruktur nasional,“ ucapnya.
Dijelaskannya, selesai mendidik guru inti maka proses lanjutannya adalah melatih guru sasaran yang rencananya dilakukan pada 9-13 Juli 2013.
Pelatihan guru sasaran ini akan dilakukan di Medan, Langkat, Binjai, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Karo, dan Simalungan.
“Rencananya ada sekitar 6.000 guru sasaran yang akan mendapatkan pelatihan ini yang dilakukan di masing-masing daerah tersebut,” jelasnya.
Hdir dalam kegiatan itu, Dirjen Dikti Kemendikbud, Djoko Santoso, Rektor Unimed, Prof Ibnu Hajar Damanik, Kepala Dinas Pendidikan Sumut, M.Zein serta Kepala LPMP dari seluruh Region Sumatera. (Swisma)