Your Mindset and Point of View

Manajement

Urgensi profesionalisme disinggung disemua bidang dan profesi, hal ini penting mengingat  kemajuan teknologi informasi, sebuah konsep baru akan gampang diduplikasi, tetapi ketika semua itu terjadi, kita seharusnya “Mengerahkan” diri memasuki babak dimana kompetitor tidak mampu meniru atau mengikuti medan yang paling kita kuasai.

Untitledm

Babak “Pengerahan” diri itu sendiri sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek  seperti,   Bagaimana proses kerja chart Pengerahan diatas dapat kita analogikan seperti kisah ini, Jika berbicara tentang mahluk ular, maka beberapa diantaranya akan bereaksi sesuai dengan belief dan mind set masing-masing :

1. Phobia,
Mungkin beberapa pernah mendengar reputasi ular yang suka memagut, melilit, karena visual  tv dan cerita orang-orang begitu luar biasa, “system keyakinan” kita membangun sebuah image buruk, Mind Set bereaksi negatif, dampaknyapun luar biasa pada potensi/kemampuan kita, beberapa menjadi pingsan karena ketakutan, beberapa akan lari pontang panting. Ini persis ketika beberapa orang dihadapkan pada pebisnis/marketing yang menawarkan kerja sama, seakan-akan sang penawar adalah ular berbisa dan mereka selalu takut dirugikan.

2. Naturalis,
Beberapa orang menghormati hukum alam, bahwa dirimba atau tempat  tertentu ular hidup sebagaimana mestinya, jika kita mengenal hukum alam maka ular dan manusia dapat hidup harmoni, begitu juga sikap beberapa orang yang menyadari  antara manusia dan kehidupannya memiliki  tujuan dan nilai masing-masing.

3. Anti,
Beberapa menjadikan ular sebagai target pembunuhan karena merasa bangsa ini sebagai ancaman dan menjijikkan, beginilah reaksi orang yang merasa beberapa profesi harus dimusuhi dan jika bisa tidak perlu ada disekitarnya

4. Eksploitasi  
Beberapa malah menjadikan ular sebagai  dagangan dan makanan,  persis makelar  dan para professional yang berjumpa dalam negosiasi alot, antara sukses atau diperdaya.

5. Masteri
Hanya beberapa yang mampu melihat sisi arif dari mahluk ini, sehingga ia dapat memainkan suling, mengajak sang cobra untuk menari, siapapun yang melihatnya akan berdecak kagum bahkan tiada satupun yang mampu merampas kecakapan atau assetnya. Inilah tahap masteri dari bisnis, level yang tidak terkalahkan bahkan menjadi bahaya bila musuh mencuri assetnya.

Demikian sudut pandang dan mindset setiap orang, dahulu kala di India seorang Guru bijak pernah mengajukan prinsip “Ehi Phassiko”  yang mempertegas bahwa “Janganlah percaya begitu saja hanya karena kitab itu kuno, pembabarnya tua, disarankan begitu saja, kita hendaknya mampu menyelidiki dan membuktikan kebenarannya” Indera sendiri cenderung termanipulasi, seperti kisah 3 orang anak yang mencari jam beker  sebagai hadiah, sang ayah meletakkannya dilumbung padi didalam jerami, kedua anak gagal mencari dan kelelahan sementara putri ketiga menutup mata dan mengheningkan diri, dengan mendengarkan detak jam beker ia menemukan hadiahnya, ada saat kita memandang, ada saat kita mendengar, ada saat kita merasa, tetapi ketika indera tak berhasil, keheningan memberi jawaban.

Close Ads X
Close Ads X