Jakarta – PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah mengkaji potensi kerjasama proyek pembangunan perumahan dan rumah sakit di Arab Saudi yang disodorkan pemerintah negara tersebut ketika Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud berkunjung ke Indonesia pekan lalu.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Suradi Wongso Suwaro menuturkan, dibuatnya memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman oleh Wijaya Karya dengan Adil Makki Contractor (AMCO) pekan lalu perlu dievaluasi lebih dalam.
“Kami kan belum mendapatkan proyek itu. Kami juga berhitung tentang proyeknya, belum fix dapat. Kemarin hanya MOU, setelah itu baru kesepakatan,” ungkap Suradi, Senin (6/3).
Dalam MoU yang dibuat Wijaya Karya dengan perusahaan konstruksi Arab Saudi tersebut, Suradi menuturkan ada tiga kesepahaman yang ditandatangani. Di antaranya adalah proyek perumahan dan rumah sakit di Jeddah senilai Rp26,6 triliun.
Namun dalam poin tersebut, Wijaya Karya tidak dalam posisi berinvestasi, melainkan hanya menjalankan proyek saja. Kemudian perjanjian terakhir berupa pertukaran pengetahuan atau transfer knowledge.
Melalui MoU tersebut, terbuka peluang bagi Wijaya Karya untuk lebih melebarkan sayapnya di bisnis internasioal setelah melakukan ekspansi di Aljazair dalam proyek apartemen dan jalan tol (highway).
Namun, Wijaya Karya dan Adil Makki Contractor hanyalah salah satu potensial kontraktor yang dapat menggarap proyek perumahan dan rumah sakit tersebut. Masih ada beberapa lagi, sehingga perusahaan pelat merah ini berharap mendapatkan proyek tersebut tahun ini.
“Jadi, di sana itu adalah peluang pasar antara kami dan perusahaan lokal di sana dalam menggarap proyek, harapannya tahun ini ya,” ucap Suradi.
Nantinya, jika proyek tersebut berhasil digenggam, perusahaan bakal menunjuk PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) sebagai penyedia beton precast.
Rekomendasi Buy
Sebelumnya, Ketua Kadin Rosan P Roeslani menyebut, Wijaya Karya dan perusahaan lokal asal Arab Saudi itu akan membangun 8 ribu perumahan dan diharapkan bisa mulai dilakukan tahun depan.
Dengan penandatanganan MoU tersebut, analis BNI Securities Maxi Liesyaputra merekomendasikan buy untuk Wijaya Karya dengan target harga Rp3.080 per saham.
Menurut Maxi, pelaku pasar semakin optimis dan percaya dengan diliriknya Wijaya Karya menjadi mitra dari kontraktor lokal di Arab Saudi. Selain itu, perusahaan juga telah mendapatkan ekuitas sebesar Rp6,15 triliun setelah menggelar rights issue pada kuartal IV tahun lalu.
“Kami nilai hal ini mendukung usaha ekspansi Wijaya Karya secara signifikan bahkan sampai ke luar negeri,” ungkap Maxi.
(cnn)