Dalam pengobatan, seluruh bagian tanaman bisa dimanfaatkan. Namun, yang paling sering digunakan adalah daunya. Daun tapak liman digunakan sebagai obat batuk, obat sariawan, obat panas dalam, obat diare, obat bisul, obat eksim, obat keputihan, pelembut kulit kaki, obat untuk mengatasi gigitan binatang berbisa, dan obat pembengkakan.
Dari penelitian diketahui bahwa tapak liman antara lain mengandung zat antiradang, antijamur, dan antipiretik (penurun panas). Seluruh bagian tanaman ini terutama daun, akar, dan batang tanaman dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Salah satunya sebagai pemacu gairah seksual sehingga tanaman ini dikenal dengan sebutan Viagra Jawa. Tanaman ini mengandung senyawa stigmaterol yang membentuk hormon progesterone sehingga dapat sebagai pemacu gairah.
Di samping sebagai pembangkit gairah, tanaman ini juga berkhasiat untuk melancarkan air seni, melancarkan peredaran darah, menyembuhkan berbagai jenis radang (termasuk radang rahim alias keputihan), antianemia, pembersih darah, antikanker, mengatasi perut kembung, beri-beri, disentri, digigit ular, batuk seratus hari, hingga hepatitis.
Daun pada tumbuhan ini mengandung zat semacam glukosida. Ekstrak daun berkhasiat sebagai antibiotik terhadap Staphylococcus, dan pada daunnya juga telah ditemukan suatu zat pahit dan glikosid berupa kristal putih.Menurut farmakologi China, tapak liman yang mempunyai rasa pahit, pedas, dan menyejukkan ini berkhasiat sebagai penurun panas antibiotika, anti radang, peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan serta menetralkan racun.
Daun tapak liman mengandung epifrielinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, dotriacontan-l-ol, lupeol acetat, deoxyelephantopin, dan isodeozyelephantopin, sedangkan di bagian bunganya terdapat kandungan luteolin-7-glucoside.
Senyawa deoxyelephantopin inilah yang merupakan senyawa antitumor, penghilang radang akibat bakteri, antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus, penyebab keputihan. (Arma)