Rupiah dan IHSG Masih di Bawah Tekanan

Ilustrasi pasar keuangan di bawah tekanan.Ist

 

Medan | Jurnal Asia
Mengawali pekan ini, kinerja Indeks Harga Saham Gunawan (IHSG) terpantau stabil dan sempat bergerak di dua zona. Meskipun sejauh ini menguat di level 5.175,59 atau naik 0.26%, namun kinerja IHSG terbilang tidak terlalu bagus-bagus amat memulai awal pekan ini.

Meskipun terpantau menghijau, namun kinerja bursa di luar juga masih bergerak sangat variatif.

Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, masalah pemicu memburuknya kinerja pasar saham pada hari ini adalah kembali memanasnya hubungan kedua negara yakni AS dengan China. Hubungan kedua negara memburuk yang berpotensi memicu terjadinya gesekan baru di pasar keuangan global.

Baca Juga : Pemerintah Janjikan Insentif Bagi Pekerja Bergaji Rp5 juta, Ini Nilainya

“Namun masih ada kabar baik yang tengah dinanti oleh pelaku pasar. Yakni kebijakan stimulus yang tengah dinegosiasikan AS yang bisa saja memperbaiki kondisi pasar keuangan global,” katanya, Senin (10/8/2020).

Negosiasi program penyelematan ekonomi oleh pemerintah AS dalam bentuk stimulus tersebut nantinya akan memunculkan harapan baru. Yakni masih ada amunisi di bidang ekonomi meskipun terpukul dari sisi kebijakan antisipasi penyebaran corona.

Dan stimulus itu nantinya juga sangat berperan dalam meredam tekanan pada mata uang Rupiah. Dimana sejauh ini Rupiah masih mengalami pelemahan dikisaran level 14.690 per US Dolar.

Kinerja mata uang Rupiah sejauh ini masih tertekan terhadap US Dolar, sekalipun Bank Indonesia memperkirakan bahwa defisit neraca berjalan di 2020 akan di bawah 2% PDB nasional.(nty)

 

 

Close Ads X
Close Ads X