Operasi Pasar Bulog H-7 Lebaran

Daging sapi.jpgJakarta | Jurnal Asia

Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) menyebutkan operasi pasar daging oleh Perum Bulog bakal dilakukan jelang seminggu Lebaran. Padahal sejak awal Puasa ini, APDI mencatat lonjakan harga daging sapi sudah makin liar.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asnawi mengungkapkan, daging beku Bulog baru bisa merembas ke masyarakat pada H-7 Lebaran.

“Hasil rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian di bawah arahan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengatakan daging Bulog baru bisa masuk di H-7 lebaran. Bulog baru bisa melakukan stabilisasi harga di akhir bulan Ramadan,” ungkap Asnawi, Selasa (9/7).

Selama daging Bulog belum masuk ke pasar, harga daging sapi terus bergerak liar dan tidak akan turun.

“Stok daging Bulog saat ini belum ada. Selama itu juga harga daging akan bergerak liar. Jika daging Bulog masuk harga daging baru bisa dikontrol. Awal Ramadan ini harga daging sapi masih liar,” katanya.

Pedagang pun antusias bila nanti daging Bulog merembas ke pasar tradisional. “Kalau daging Bulog sampai ke pasar, kami sangat menyambut baik. Artinya kita coba giring teman-teman untuk mensukseskan penurunan harga daging di pasar,” cetusnya.

Bulog dapat alokasi kuota daging sapi beku impor sebesar 3.000 ton hingga akhir tahun 2013. Hal ini bagian dari tugas yang diberikan pemerintah kepada Bulog untuk menstabilkan harga daging.

Dinilai tak Wajar

Kementerian Pertanian menilai kenaikan harga daging dan beberapa komoditas hortikultura menjelang ramadan dirasa sudah tidak wajar. Untuk itu, kementerian ini akan segera melakukan evaluasi.

Menteri Pertanian Suswono menilai daging dan beberapa produk hortikultura mengalami penaikan harga yang tidak wajar. meskipun demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak mengingat tugasnya adalah menjaga persediaan atau produksi.

“Tugas Kementerian Pertanian ‘kan memproduksi, kalau urusan harga sudah menjadi wilayah perdagangan,” jelasnya, Selasa (9/7).

Suswono menjelaskan, bahwa posisi kementeriannya adalah memberikan informasi produksi sesuai dengan kenyataan di lapangan. “Posisi kami adalah memberikan informasi produksi riil, tentu saja kami berusaha keras data yang kami berikan benar-benar sesuai dengan kenyataan di lapangan,” katanya.

Suswono sendiri tidak menduga bahwa harga daging menjelang ramadan akan naik signifikan. Menurutnya, pihaknya sudah mengantisipasi kenaikan itu misalnya dengan meminta komitmen pelaku usaha agar tidak menaikkan harga daging di atas Rp100.000.

“Kami sudah mengantisipasi kenaikan itu, oleh karena itu, kemarin kita meminta komitmen pelaku usaha agar tidak menaikkan harga daging. Apalagi sampai diatas Rp100.000 per kg,” keluhnya.

Selain itu, lanjut Suswono, pihaknya juga sudah melakukan percepatan realisasi impor feedloter (sapi bakalan). Realisasi impor bakalan yang seharusnya untuk triwulan ketiga dimajukan ke triwulan kedua.

“Kita sudah majukan realisasi impor sapi bakalan dari triwulan ketiga ke triwulan kedua,” jelasnya.

Bahkan, lanjut Suswono, industri feedloter sudah berkomitmen meningkatkan persediaan sapi bakalan mereka untuk memenuhi kebutuhan ramadan dan lebaran.

“Industri feedloter sudah menyatakan memberi stok 109.000 ekor sapi bakalan untuk konsumsi ramadan dan lebaran,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Dia beranggapan naiknya harga daging sapi sangatlah tidak wajar. Pihaknya akan meminta KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) agar segera melakukan evaluasi.

“Kalau kenaikannya tidak wajar, jelas kita akan meminta KPPU untuk melakukan evaluasi,” pungkasnya. (dtf/bc)

Close Ads X
Close Ads X