Melirik Potensi Ekonomi Tanaman Ketumbar

3210528_ketumbar budidaya-ketumbar budidaya-ketumbar2 budidaya-ketumbar3 Coriandrum-Sativum-DOPROPS FOTO KAKI
Ketumbar yang nama ilmiahnya adalah Coriandrum sativum Linn ternyata memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Manfaatnya yang banyak membuat rempah istimewa ini selalu diminati para pedagang.Selain sebagai bumbu masakan,  ketumbar digunakan sebagai bahan baku bermacam-macam obat, industri penyamak kulit, dan bahan baku pembuatan minyak wangi. Secara sekilas biji ketumbar memang mirip dengan merica, tak jarang orang tidak bisa membedakan mana ketumbar mana merica.  Kalau dari bentuk tanamannya, tentu saja tanaman ketumbar sangat berbeda jauh dari merica. Secara fisik, tanaman ketumbar mirip dengan seledri.  Anda bisa menanam sendiri ketumbar di sekitar rumah.  Ketumbar saat kecil mirip dengan seledri.  Daun ketumbar juga bisa dipakai sebagai penyedap masakan terutama untuk sup.
Ketumbar merupakan tanaman obat yang berbentuk terna/herba, tinggi 20-100 cm, batang jika memar berbau wangi.Daun berbagi menyirip, tidak berambut, berseludang dengan tepi warna putih.Bunga majemuk berbentuk payung, tangkai bunga 2-10 cm, daun pembalut kecil.Mahkota bunga berwarna merah muda atau merah pucat, panjang bunga 3-4 mm, sebagian bunga yang telah mekar gugur.Panjang buah 4-5 mm.
Ekologi ketumbar, tumbuh di Jawa, Sumatera, dan di daerah pegunungan dengan ketinggian 700-2.000 m dpl.Pada umumnya ditanam di ladang dan di pekarangan rumah. Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi yang paling cocok tanah yang ringan, tanah lempung yang mengandung kapur atau bersifat basa dan berdrainase baik.
Tanah yang banyak mengandung air atau bersifat asam tidak baik untuk tanaman ketumbar. Tanah yang terlalu banyak mengandung nitrogen menyebabkan pertumbuhan vegetatif, sehingga mengurangi hasil panen. Curah hujan 1.000 – 2.000 mm/tahun.Selama pertumbuhan bunga dan buah sampai waktu panen diusahakan tidak banyak hujan.Penanaman di tegalan dilakukan pada pertengahan sampai akhir musim hujan. Pada tanah yang diairi, waktu tanam yang baik pada musim kemarau.Di daerah tropis ketumbar ditanam di daerah pegunungan.Di dataran rendah hasilnya kurang memuaskan.
Ketumbar bukan merupakan tanaman asli Indonesia, komoditas tersebut dibudidayakan petani di Indonesia baru sebatas diambil daunnya yang masih muda untuk lalap, sa­yuran. Biji ketumbar masih diimpor dari India, Rusia, Bulgaria, Rumania, Tiongkok, Emirat Arab dan negara produsen lainnya rata-rata sekitar 19 ribuan ton. Kegunaan lain ketumbar cukup banyak dan beragam mulai dari untuk bahan baku bermacam-macam obat, industri penyamak kulit, flavour, fragrance dan bahan baku pembuatan minyak wangi.
Dalam rangka menciptakan nilai tambah (added value), telah banyak dilakukan diversifikasi produk primer melalui ekstraksi atau penyulingan dari tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak ketumbar (coriander oil) merupakan komoditas penghasil minyak atsiri yang diperkirakan berpotensi dan bernilai komersial tinggi.
Cara Budidaya
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji. Benih dipilih dari biji yang sehat dan masak. Pengolahan tanah dilakukan dengan mengcangkul 2 kali sedalam 25-30 cm, gulma dibersihkan, tanah digemburkan dan diratakan.Di sekeliling tanah yang akan ditanami dibuat saluran – saluran drainase.Benih disebar pada alur sedalam 2,5 cm de­ngan jarak tanam 10-15 hari.Jarak antar alur 35-100 cm. Benih akan tumbuh setelah 10-15 hari.Setelah cukup besar, tanaman dibumbun dan disiangi beberapa kali.Tanaman mulai berbunga, masa pembentukan buah, dan panen, menghendaki cuaca cerah agar buah tidak cepat busuk.Pada musim kemarau keadaan tanah dijaga agar tetap lembab dengan mengairi tanaman.
Tanaman dipanen bila berwarna coklat kuning, yaitu pada umur 3-3,5 bulan dari waktu tanam.Panen dilakukan dengan cara memotong atau mencabut tanaman kemudian tanaman di ikat dan dijemur selama 1 minggu atau lebih. Biji dilepaskan dari buah dan dijemur lagi sampai kering.
Sayangnya tanaman ketumbar belum banyak diusahakan di Indonesia serta belum diketahui layak tidaknya diusahakan dan daya saingnya. Hasil analisis sementara dari produksi dan biaya produksi hasil penelitian mengenai teknologi budidaya dan sosial ekonomi ketumbar dalam skala kecil dan ditambah referensi-referensi yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa budidaya ketumbar dan upaya untuk memperoleh nilai tambah dari diversifikasi produk primer dalam bentuk minyak ketumbar tidak layak dilaksanakan di Indonesia dan tidak mempunyai daya saing dipasar internasional.
(int)

Close Ads X
Close Ads X