IHSG Diperkirakan Bergerak Variatif

Jakarta | Jurnal Asia

Kepala Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada, memperkirakan awal pekan IHSG dapat bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada rentang support 4.496-4.586 dan resisten 4.788-4.868. Hal ini terutama mengantisipasi keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

“Bila BI rate naik maka akan baik bagi moneter tapi sebaliknya untuk pasar modal karena justru akan membuat kondisi tidak menentu,” katanya, Minggu (7/7).

Namun ia memprediksi IHSG masih mempunyai peluang rebound. “Diharapkan dalam kondisi seperti ini tidak terjadi kepanikan yang berlebih yang dapat memperpanjang pelemahan lebih dalam sehingga IHSG masih ada ruang untuk mengalami rebound,” katanya.
Ia juga mengisyaratkan aksi jual asing masih membayangi indeks pekan mendatang. Hal ini terlihat dari gagalnya bursa mencapai target resisten yang ia sebutkan sebelumnya (4.900-4.965).

“Terlihat bahwa kondisi IHSG masih dipenuhi dengan aksi jual seiring dengan belum kondusifnya kondisi pasar,” katanya.
Adanya rilis kinerja keuangan pekan depan, kata Reza, diharapkan mampu menahan aksi jual lebih lanjut. “Begitu juga dengan rilis data-data ekonomi Cina yang diharapkan bisa berikan imbas positif,” katanya.

Sejak awal pekan lalu, IHSG selalu digempur dengan sentimen-sentimen negatif, baik dari internal maupun eksternal. Laju nilai tukar rupiah di awal pekan masih terkurung di area negatif setelah rilis data inflasi dan neraca perdagangan yang masih mencatatkan defisit.
IHSG mengalami penurunan -216,09 poin (-4,48 persen) atau jauh di bawah data pekan sebelumnya yang naik +303,52 poin (+6,72 persen).

Penurunan ini juga terjadi pada indeks utama lainnya dimana indeks JII memimpin penurunan -5,09 persen dan diikuti indeks LQ45 dan IDX30 yang masing-masing anjlok -4,94 persen dan -4,89 persen.

Laju indeks sektoral pun ikut memerah dengan penurunan terdalam dialami indeks properti, perkebunan, dan industri dasar yang masing-masing terhempas -6,93 persen , -7,70 persen , dan -7,44 persen. (ti)

Close Ads X
Close Ads X