Harga Produk Olahan Ikan Naik 15%

Jakarta | Jurnal Asia

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengungkapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menyebabkan kenaikan harga produk olahan ikan sebesar 10-15%.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP), Saut Hutagalung menuturkan, selain sektor hulu, sektor hilir perikanan juga terkena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak.

“Pertama dampak kenaikan BBM, harga bahan baku naik, ditambah sentimen menjelang hari raya. Ini menimbulkan kenaikan harga produk olahan ikan 10-15%, saya pikir wajar-wajar saja lah ya,” katanya, Jumat (5/7).

Meski mengalami kenaikan harga, Saut optimistis permintaan dan konsumsi produk perikanan akan meningkat. Pasalnya, kenaikan harga lauk pauk lain, seperti daging sapi lebih signifikan dibandingkan dengan kenaikan harga produk perikanan.

“Permintaan ikan tetap naik, karena mungkin daging lagi mahal juga sekarang,” ujarnya.

Pada 2013, pemerintah menargetkan kenaikan konsumsi ikan sebesar 35 kg/kapita/tahun. Konsumsi tersebut lebih tinggi dibandingkan konsumsi tahun lalu yang tercatat sebesar 33,89 Kg/kapita/tahun.

Untuk meningkatkan konsumsi produk-produk perikanan jelang Ramadhan, KKP menggelar bazar ikan di seluruh Indonesia. Bazar ini menyediakan aneka macam produk perikanan dengan harga yang terjangkau. Bazar ini juga menampung produk-produk olahan ikan yang diproduksi oleh UKM dan koperasi perikanan.

“Bazar akan diselenggarakan bergantian di berbagai daerah. Disini harganya lebih murah, udang dari harga pasar Rp70.000/Kg dijual Rp55.000 karena kita potong rantai distribusi,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan konsumsi ikan, KKP juga memfasilitasi kerjasama antara pasar modern dengan pengusaha perikanan tangkap terkait jaminan pasokan yang berkualitas dan berkelanjutan. Beberapa pasar modern yang telah dijajaki, yakni Carrefour, Alfa Midi, Hypermart, dan Giant.

“Carrefour DKI itu butuh sekitar 3 ton/hari. Jadi KKP fasilitasi mereka, membuka link pasokan dari pelabuhan kita di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” jelasnya.
Saut menambahkan sekitar 50% pasokan ikan ke pasar modern berupa ikan segar dan hanya sebagian kecil yang berupa ikan beku dan fillet. (bc)

Close Ads X
Close Ads X