Garuda Rugi 211,7 Juta Dolar AS

Jakarta | Jurnal Asia
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami kerugian bersih senilai 211,7 juta dolar AS atau setara dengan Rp2,3 triliun pada semester I/2014.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Handrito Hardjono, mengungkapkan kerugian perseroan yang membengkak terjadi akibat banyaknya investasi yang dilakukan untuk membeli pesawat baru.
Menurutnya, perseroan perlu mendatangkan pesawat-pesawat baru karena dinilai kompetisi di industri penerbangan terus meningkat baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Perseroan terus menambah rute-rute baru agar pendapatan meningkat.
“Tapi pada saat investasi dilakukan, ekonomi Indonesia turun dan pertumbuhannya tidak sesuai ekspektasi. Tiba-tiba exchange rate juga melemah,” kata Handrito, Selasa (22/7).
Dia mengatakan sebagian besar pendapatan perseroan masih dalam bentuk rupiah yang mencapai 50%-60% dibandingkan dengan dolar AS. Sebaliknya, laporan keuangan perseroan dicatat dalam mata uang dolar AS sehingga kerugian pelemahan kurs membengkak.
Perseroan mencatat, kerugian akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melonjak 20% pada semester I/2014. Pasalnya, investasi yang dilakukan terutama biaya-biaya yang dikeluarkan perseroan mayoritas dalam bentuk dolar AS.
Kondisi tersebut, sambungnya, tentu mengakibatkan profitabilitas perseroan terus tertekan. Kendati begitu, dia menambahkan, kinerja keuangan perseroan pada kuartal II/2014 tercatat lebih baik ketimbang kuartal I/2014.
Per Juni 2014, katanya, kinerja perseroan sudah mulai tumbuh positif. Untuk itu, dia optimistis pada semester II tahun ini kinerja perseroan akan memiliki harapan positif. (bc)

Close Ads X
Close Ads X