Budidaya Jeruk Siam

foto HL-2

Jeruk siam, atau yang juga dikenal dengan jeruk keprok, adalah salah satu spesies buah jeruk yang telah banyak dikembangbiakkan di berbagai daerah di Indonesia.
Meskipun pasarannya turun naik dari waktu ke waktu, tetapi minat masyarakat terhadap tak pernah hilang.
Jeruk yang berasal dari Thailand ini kulit buahnya berwarna hijau kekuningan, mengilat, dan permukaannya halus. Ketebalan kulitnya sekitar 2 mm. Berat tiap buah sekitar 75,6 g. Bagian ujung buah berlekuk dangkal. Daging buahnya bertekstur lunak dan mengandung banyak air dengan rasa manis segar. Setiap buah mengandung sekitar 20 biji. Produksi buahnya antara 1.000-2.000 buah per pohon pertahun. Jeruk ini biasanya dikenal sesuai dengan nama daerah penanamannya. Di Indonesia ada beberapa jenis, tetapi hanya dua jenis yang dianjurkan untuk ditanam, yaitu jeruk siam palembang asal Palembang dan jeruk siam pontianak atau jeruk tebas asal Pontianak.
Jeruk keprok tumbuh berupa pohon berbatang rendah dengan tinggi antara 2-8 m. Umumnya tanaman ini tidak berduri.
Batangnya bulat atau setengah bulat dan memiliki percabangan yang banyak dengan tajuk sangat rindang. Dahannya kecil dan letaknya berpencar tidak beraturan.
Daunnya berbentuk bulat telur memanjang, elips, atau lanset dengan pangkal tumpul dan ujung meruncing seperti tombak.
Permukaan atas daun berwarna hijau tua mengilat, sedangkan permukaan bawah hijau muda. Panjang daun 4-8 cm dan lebar 1,5-4 cm. Tangkai daunnya bersayap sangat sempit sehingga bisa dikatakan tidak bersayap.
Budidaya jeruk siam pun tergolong cukup fleksibel, artinya, bibit jeruk siam bisa ditanam baik di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Dengan cara perawatan yang baik dan benar, akan didapatkan buah-buah kualitas tinggi dengan rasa dan penampilan khas jeruk siam.
a. Langkah Budidaya Jeruk Siam Sebelum memulai proses penanaman jeruk siam, para petani pun harus mengerti syarat tumbuh yang baik untuk spesies jeruk yang satu ini; antara lain terkait iklim, media tanam yang baik, dan ketinggian tempat tanam. Agar budidaya jeruk siam berhasil, ada  eberapa syarat yang harus disediakan oleh calon petani, antara lain:
1. Ketinggian tempat yang disarankan adalah 1-700 meter di atas permukaan laut iklim yang memiliki curah hujan cukup,
2. Suhu antara 25 hingga 30 derajat Celsius,
3. Kelembaban hingga 80%,
4. Tanah yang mengandung pH antara 5,5 hingga 6,5, tanah jenis latosol atau andosol, tempat yang tidak terlindung dari sinar matahari (sinar matahari tidak terhalang sampai ke pohon jeruk) Setelah menemukan tempat bercocok tanam jeruk siam yang pas, langkah selanjutnya adalah mengenal cara budidaya jeruk siam. Sebagaimana proses penamanan pohon buah lainnya, jeruk siam pun memiliki sejumlah langkah yang harus ditempuh seorang petani demi menghasilkan buah-buah yang siap dipasarkan atau disantap sendiri.

Berikut langkah-langkah budidaya jeruk siam, mulai dari awal cara pembibitan hingga perawatannya:
a. Penanaman
Jeruk siam bisa ditanaman di lahan dengan kemiringan hingga 30 derajat atau tegalan sawah yang memenuhi syarat tumbuh tanaman. Dua hal yang perlu disiapkan sebelum mempraktekkan cara menanam jeruk siam adalah bibit dan media tanam. Bibit jeruk siam bisa didapatkan dengan cara generative (melalui biji), atau vegetative (dengan menyambung pucuk). Sementara bibit telah siap, saatnya mempersiapkan lahan yang akan ditanami, dengan cara membersihkannya dari sisa tanaman dan gulma, menyiram dengan air secukupnya, serta membuat lubang tanam dengan jarak
5X5 meter per bibit. Perhatikan teknik menanam yang satu ini, karena akan berdampak di kemudian hari ketika pohon telah tumbuh besar. Masukkan bibit jeruk siam ke dalam lubang tanam, kemudian siram dengan air, tutup dengan dau kelapa, jerami, atau daun (penutup) lainnya; untuk melindungi calon anaman. Hindari menumpuk terlalu banyak daun atau jerami, yang bisa mengakibatkan pembusukan batang bibit. Selain itu, bahan penutup yang dipilih haruslah bebas dari penyakit. Proses penanaman ini akan sangat baik jika dilakukan pada awal musim hujan. Jika memilih musim kemarau, maka harus dipastikan bahwa persediaan air cukup banyak untuk mencukupi kebutuhan.
b. Perawatan
Setelah mempelajari cara tanam, langkah berikutnya dari rangkaian teknik budidaya buah jeruk siam adalah perawatan. Pada tahap yang satu ini, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh mereka yang ingin sukses dalam usaha bertanam jeruk siam; antara lain penyiangan, pemangkasan dahan, penyiraman dan pengairan, pemupukan, dan penjarangan buah. Seluruhnya harus dikerjakan dengan tata cara yang benar, agar dapat menghasilkan panen jeruk seperti yang diharapkan. Perawatan yang pertama adalah penyiangan, yaitu membersihkan daerah sekitar tempat tanam dari gulma atau tanaman pengganggu. Penyiangan hendaknya dilakukan secara rutin, dengan frekuensi tertentu. Ketika bibit sudah mulai tumbuh, hingga tanaman meninggi lebat bahkan sampai pemupukan dan berbuah, penyiangan harus terus dilakukan. Yang kedua adalah pemangkasan ranting pohon jeruk, demi membentuk sebuah tajuk, menghilangkan ranting yang kering, sakit, atau dahan yang tidak produktif. Langkah perawatan yang ketiga adalah penyiraman yang dilakukan paling tidak satu kali dalam jangka watu minggu. Tips agar pengairan berdampak optimal adalah dengan melakukannya secara teratur (terutama di musim kemarau), menghindari adanya genangan air yang bisa membuat
akar tanaman membusuk, dan menyertai penyiraman dengan penggemburan tanah agar air meresap dengan baik. Bagian dari teknik bercocok tanam jeruk siam yang selanjutnya adalah pemupukan. Yang harus diperhatikan dalam pemupukan adalah jenis pupuk dan usia tanaman; karena kebutuhan
pupuk akan berbeda ketika tanaman berumur satu bulan, dua, tiga, dan seterusnya. (An)

Keunggulan dan Nilai Tambah

1. Tingkat produksi yang dicapai 1000-2000 butir buah per tahun, tergantung pada pengelolaan lahan dan perawatan tanaman. Produksi rata-rata 250-300 butir buah/pohon.
2. Panen raya dapat dua kali setahun yaitu bulan Maret/April dan Juni/Agustus dan panen susulan/selingan antara Desember-Januari.
3. Umur produksi antara 10-15 tahun, tetapi pada pengelolaan dan perawtan yang baik dapat mencapai 20-25 tahun.
4. Tanaman Jeruk dapat memperkaya pola tanam lahan rawa dan meningkatkan pendapatan petani. Pola tanam dapat diatur sebagai berikut padi+jeruk; padi+jeruk+sayuran; atau padi+jeruk+pisang.
5. Pola tanam padi+jeruk mempunyai nilai kompetitif karena memberikan keuntungan 4-5 kali lipat bila dibandingkan dengan pola tanam padi, tanpa jeruk. Pendpatan pada pola tanam padi+jeruk+cabai berkisar Rp14-18 juta, sedang pada pola padi-padi hanya mencapai Rp4-6 juta.

Close Ads X
Close Ads X