IHSG Terancam, IPO Cukup Marak

Jakarta | Jurnal Asia

Penawaran perdana saham perusahaan/initial public offering (IPO) pada semester kedua dinilai kurang baik. Hal itu didorong oleh kondisi bursa saham fluktuaktif di tengah sentimen negatif dari dalam negeri dan luar negeri. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 6,03% ke level 4.577,15 pada perdagangan saham Rabu (3/7). Padahal IHSG sempat tembus level 5.200 pada Mei 2013. Meski demikian, penawaran perdana saham sektor keuangan dinilai akan mendapatkan respon positif.

Saat ini, ada sekitar enam calon yang akan mencatatkan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Juli 2013. Enam calon emiten tersebut antara lain PT Victoria Investma Tbk, PT Cipaganti Citra Graha Tbk, PT Bank Maspion Tbk, PT Bank Mestika Tbk, PT Multipolar Technology Tbk, dan PT Bank Mitraniaga Tbk.

Analis PT Buana Capital Tbk, Alfred Nainggolan menilai, peluang penawaran perdana saham pada semester kedua memang kurang baik dibandingkan pada kuartal pertama 2013. Hal itu dilihat dari kondisi penawaran perdana saham pada kuartal kedua 2013 yang dipengaruhi sentimen dalam negeri dan luar negeri, membuat dana asing keluar pada kuartal kedua 2013.

“Kondisi bursa saham volatile dan dana asing masih minus jadi ada tendensi bagi pelaku pasar untuk pasar penawaran perdana saham,” ujar Alfred, Kamis (4/7).

Pengaruh bursa saham yang volatile terhadap penawaran perdana saham dapat dilihat pada kuartal kedua 2013 dengan sejumlah perusahaan mengurangi jumlah saham yang ditawarkan ke publik dan harga penawaran perdana saham yang berada di batas bawah. Lebih lanjut Alfred mengatakan, pelaku pasar cenderung menahan diri untuk melirik penawaran perdana saham.

“Sentimen dalam negeri seperti inflasi dan suku bunga serta sentimen luar negeri cukup mempengaruhi pasar. Inflasi yang naik akan mendorong suku bunga naik sehingga likuiditas semakin berkurang di pasar, dan pelaku pasar cenderung menempatkan dana di deposito,” kata Alfred.

Meski demikian, menurut Alfred, ada beberapa sektor saham yang akan kuat menghadapi tekanan dari sentimen negatif dalam negeri dan luar negeri. Sektor saham konstruksi dan properti dinilai masih menarik bagi pelaku pasar dalam penawaran perdana saham. Sementara itu, sektor saham keuangan akan berpengaruh jangka pendek dari sentimen inflasi dan kenaikan suku bunga acuan.

“Sektor keuangan cukup kuat terhadap tekanan. Namun, sektor ini akan mendapatkan sentimen negatif jangka pendek yaitu inlfasi dan suku bunga. Sektor keuangan akan cukup berpengaruh pada tahun depan. Hal itu karena bila BBM naik maka suku bunga acuan akan naik, dan biasanya penyaluran kredit akan turun,” kata Alfred.

Sementara itu, Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, kondisi bursa saham yang fluktuaktif masih berpengaruh terhadap penawaran perdana saham pada semester kedua 2013. Namun, ada beberapa sektor saham yang dinilai masih kuat untuk menghadapi tekanan sentimen negatif dari dalam negeri dan luar negeri seperti sektor saham konstruksi dan keuangan.

“Kalau IPO juga tergantung sektor. Kalau sektor konstruksi masih bagus. Tetapi sektor perkebunan dan pertambangan masih sangat sulit,” tutur David.

David menambahkan, sektor saham keuangan memang akan berpengaruh dari inflasi dan suku bunga acuan yang akan naik. Namun, David melihat, sektor saham perbankan masih diminati oleh pelaku pasar. Hal itu karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih baik ditopang dari konsumsi domestik masyarakat Indonesia. Apalagi jumlah penduduk Indonesia juga cukup besar di dunia.

David menilai, dengan sejumlah perbankan melakukan penawaran perdana saham maka dapat menunjang kredit perbankan tersebut. Apalagi kalau dana yang diperoleh dari penawaran perdana saham akan digunakan untuk ekspansi kredit.

“Perbankan masih booming. Kita lihat saja ketika bank Sumitomo membeli saham bank BTPN di harga premium,” kata David.
Direktur PT AAA Sekuritas, Jimmy Randiatmoko mengatakan, penawaran perdana saham yang ditangani oleh PT AAA Sekuritas yaitu PT Victoria Investama Tbk dan PT Bank Mitraniaga Tbk mengalami kelebihan permintaan. “Penawaran perdana saham Victoria Investama mengalami oversubribed 27x dan Bank Mitraniaga Tbk sekitar 22x,” ujar Jimmy. (ic)

Close Ads X
Close Ads X