Prodia Mulai Menggelar IPO

Dirut PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty (kedua kanan), didampingi (dari kiri ke kanan) Komisaris Endang Hoyaranda, Direktur Pemasaran Indriyanti Rafi Sukmawati, Komisaris Utama Andi Wijaya dan Komisaris Gunawan, menyaksikan petugas melayani calon investor saat penawaran saham perdana di Jakarta, Kamis (1/12). Prodia melakukan penawaran perdana saham selama 30 November-2 Desember 2016, sebelum mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 7 Desember 2016. ANTARA FOTO/Audy Alwi/kye/16
Dirut PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty (kedua kanan), didampingi (dari kiri ke kanan) Komisaris Endang Hoyaranda, Direktur Pemasaran Indriyanti Rafi Sukmawati, Komisaris Utama Andi Wijaya dan Komisaris Gunawan, menyaksikan petugas melayani calon investor saat penawaran saham perdana di Jakarta, Kamis (1/12). Prodia melakukan penawaran perdana saham selama 30 November-2 Desember 2016, sebelum mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 7 Desember 2016. ANTARA FOTO/Audy Alwi/kye/16

Jakarta – Perusahaan bidang kesehatan PT Prodia Widyahusada mulai menggelar penawaran umum saham perdana seharga Rp6.500 per lembar saham. “Setelah melalui tahapan “bookbuilding” dengan me­libat­kan investor domestik dan luar negeri, Prodia menetapkan harga IPO di level Rp6.500 per lembar saham,” papar Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty.

Ia mengatakan perseroan melepas sebanyak 187,5 juta saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh sehingga Prodia akan memperoleh dana dari aksi korporasi itu sekitar Rp1,22 triliun. “Kami berharap kehadiran Prodia di pasar modal akan memberikan nilai tambah yang op­timal kepada para ‘sta­ke­holders’ dan ‘shareholders’,” ka­tanya.

Ia menambahkan, dengan fundamental perusahaan yang kuat dan rekam jejak lebih dari 43 tahun, perseroan meyakini prospek pertumbuhan bisnis Prodia akan semakin kuat sejalan dengan peningkatan masyarakat kelas menengah dan tingginya kesadaran terhadap isu-isu kesehatan di Indonesia.

Ia memaparkan lembaga survei independen global Frost & Sullivan memproyeksikan belanja kesehatan di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 29 miliar dollar AS. “Belanja kesehatan mas­yarakat Indonesia per kapita ter­masuk paling rendah di Asia, sekitar 103,6 dollar AS per kapita pada 2015.

Melalui IPO ini kami ingin mengoptimalkan peluang ter­sebut dan menjadikan Prodia sebagai tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Dewi. Ia menjelaskan, Prodia akan menggunakan sekitar 67 persen dana IPO untuk mengembang­kan dan memperbesar jejaring outlet Prodia di Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru.

Kemudian, sebesar 19 per­sen akan digunakan untuk mem­perkuat kemampuan dan kua­litas layanan Prodia melalui pembelian peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru yang akan memperkuat layanan Pro­dia untuk mendukung pengoba­tan individu yang menjadi tren yang terus tumbuh di industri laboratorium klinik global.

Lalu, peralatan untuk pe­me­riksaan nonlaboratorium, dan peralatan atau perlengkapan teknologi informasi. “Kemudian sisanya sebesar 14 persen akan digunakan untuk memperkuat modal kerja,” katanya.
(kt)

Close Ads X
Close Ads X