2020, Sektor Pariwisata Ditargetkan Menghasilkan Devisa Terbesar

 

Menteri Pariwisata, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc bersama Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi beri keterangan.Netty

Medan | Jurnal Asia
Menteri Pariwisata, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc menegaskan, sektor pariwisata bisa menjadi industri yang terbaik dan ditargetkan menghasilkan devisa terbesar di Indonesia pada 2020. Sebab, ada 10 destinasi prioritas (Bali Baru) salah satunya Danau Toba yang dianggap dapat menarik wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia.

Menurutnya, seluruh masyarakat tahu bahwa Danau Toba itu indah tetapi jika tidak disertifikasi maka susah “menjualnya”. Dan salah satu cara adalah mendapatkan sertifikat UNESCO Global Geopark (UGG).

“Untuk mendapatkan UGG itu, Danau Toba harus jadi destinasi utama pariwisata kelas dunia. Caranya, konsep 3 A (atraksi, aksesibilitas dan amenitas) harus tingkat dunia,” katanya disela Wisuda XXI Politeknik Pariwisata Medan bertema “Qualified and Competitive Graduates In Digital Tourism 4.0 Era”, Kamis (18/7).

Untuk atraksi, sambungya, diharapkan pemerintah provinsi dan daerah dapat menyajikan sport tourism. Dari sisi akses, infrastruktur baik yang menggunakan airline ataupun jalan tol harus diperhatikan sehingga jarak tempuh bisa lebih cepat sedangkan dari amenitas akan dibangun resort-resort yang mengedepankan konsep alam.

Arief Yahya melanjutkan, infrastruktur dan utilitas dasar menuju Danau Toba harus tuntas di 2020. Untuk membangun itu, pemerintah memberikan anggara  tambahan Rp6,4 triliun untuk 4 destinasi wisata yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo dan Danau Toba mendapatkan sekitar 1,6 tapi diharapkan bisa mendapat Rp2 triliun.

“Masalah utama pariwisata adalah akses sedangkan atraksi jangan khawatir karena alamnya sangat indah. Begitu aksesnya bagus para wisatawan akan datang dan devisa akan bertambah,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menambah, terkait kebersihan, Sumut tidak menghendaki adanya keramba di Danau Toba. Namun, untuk menyelesaikan masalah ini ada regulasi yang harus diselesaikan dan perjanjian karena itu bisnis dan negara yang akan menyelesaikan.

“Kita akan dorong terus dan semoga cepat diselesaikan. Sehingga perairan di Danau Toba kembali bersih,” ujarnya.(nty)