Simalungun – Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, tokoh masyarakat dan pelaku pariwisata di Kota Parapat, Minggu (19/2), mengklarifikasi pemberitaan negatif tentang Danau Toba.
Mereka juga menyesalkan pemberitaan di sejumlah media massa yang menyebutkan perairan Danau Toba di kawasan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon tercemar binatang air yang membahayakan bagi wisatawan yang berenang di danau.
Camat Girsang Sipangan Bolon James Andohar Siahaan menjelaskan, sejauh ini pemerintah kecamatan sudah berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk melakukan penelitian.
Camat mengatakan, pada pekan ini banyak wisatawan yang mandi-mandi di perairan Danau Toba wilayah Parapat, dan tidak ada yang mengeluh diserang lintah atau binatang apapun. James juga membantah adanya korban akibat lintah dan cacing di Parapat, yang sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parapat.
Direktur RSUD Parapat Edwin Simanjuntak memastikan tenaga pihaknya tidak pernah menangani pasien yang diakibatkan lintah atau binatang air lainnya setelah mandi di perairan Danau Toba.
Tokoh masyarakat Parapat Mansur Purba mengatakan, pemberitaan itu bisa merusak citra Danau Toba dan merusak perekonomian masyarakat Parapat yang selama ini hidup dari sektor pariwisata “Jika tidak diklarifikasi tentu berdampak pada menurunnya tingkat kunjungan ke Danau Toba,” kata anggota DPRD Simalungun dari Partai Demokrat itu.
Mansur berharap kedepan jika ditemukan adanya binatang air seperti lintah atau cacing atau binatang lainnya di Danau Toba, untuk tidak langsung disebutkan seluruh perairan danau tercemar.
Apalagi pemberitaan yang menyebutkan adanya binatang air yang membahayakan di Danau Toba tidak disertai dengan pernyataan dari ahli atau pejabat daerah setempat, kata Mansur. (ant)