Vihara Sinar Buddha Diresmikan Wadah Kerukunan Umat Beragama

Medan – Keberadaan Vihara Sinar Buddha di tengah-tengah masyarakat Kota Medan bukan hanya diharapkan sebagai tempat beribadah saja. Tetapi juga sebagai wadah kerukunan umat beragama di Indonesia.

Dirjen Bimas Buddha Caliadi SH MH mengatakan, Vihara harus dipandang sebagai sarana meningkatkan keyakinan terhadap Buddha Dharma. Vihara bukan hanya digunakan untuk tempat beribadah, tetapi juga melakukan hal yang baik dalam rangka memupuk dan membina umat untuk mengedepankan toleransi beragama.

“Bangsa kita adalah bangsa yang besar terdiri dari banyak suku, ras dan agama. Untuk membangun kerukunan umat beragama tentu peran agama sangat penting dalam rangka menjaga kerukunan antar sesama,” katanya didampingi Ketua Umum Walubi Hartati Murdaya disela peresmian Vihara Sinar Buddha di Komplek CBD Polonia Medan, Minggu (15/10).

Langkah kongkrit untuk mencapai hal tersebut, kata dia, sudah seharusnya rumah ibadah difungsikan maksimal. Sehingga dapat memperkuat moralitas umat serta selalu menjaga iklim sejuk kerukunan antar umat beragama.

Walikota Medan Dzulmi Eldin mengungkapkan, awal 2017 lalu Sumut pernah terguncang masalah pembakaran Vihara di Tanjung Balai, hal ini dikarenakan tidak ada rasa tole­ransi salah satu umat. Untuk itu perlu ditekankan toleransi antara umat ber­agama, sehingga hal tersebut tidak terjadi lagi.

“Kita percaya, masing-masing umat akan menjaga ajaran agamanya namun tetap menghormati agama lainnya. Se­bagai agama yang multikultural, Indo­nesia tetap mempertahankan prin­sip Bhineka Tunggal Ika dengan me­nge­depankan prinsip toleransi,” tegasnya.

Sementara itu, Presiden Buddha Light International Association (BLIA) Sumut Antony Ho menambahkan, Vihara yang proses pembangunannya mulai 2015 ini tidak akan selesai tanpa dukungan semua pihak. Untuk itu, terimakasih kepada para donatur dan Pemko Medan yang sudah mendukung dan berpartisipasi pada masa pembangunan ini berlangsung.

“Vihara ini memiliki ruang kebaktian yang dapat menampung sekitar 2.000 umat. Selain difungsikan untuk tempat kebaktian, pembabaran dharma tetapi juga sebagai tempat kegiatan sosial sehingga umat Buddha juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” ucapnya.

(netty)

Close Ads X
Close Ads X