Jakarta | Jurnal Asia
Produsen bir PT Multi Bintang Indonesia Tbk hari ini melakukan ekspor perdana ke Amerika Serikat (AS). Produsen bir tersebut mulai ekspansif menyasar pasar luar negeri. Dalam membidik pasar ekspor, bir Indonesia harus berhadapan dengan sejumlah negara yang dianggap sebagai pesaing.
Di lingkup Asia Tenggara saja misalnya, Indonesia harus berhadapan dengan Thailand dan Vietnam sebagai pesaing.
“(Negara-negara pesaing Indonesia) kalau ASEAN, Vietnam dan Thailand,” kata Plt Dirjen Agro Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono di kawasan Pabrik Bir Bintang Indonesia, Tangerang, Senin (13/8).
Negara-negara tersebut termasuk unggul dibandingkan Indonesia, karena produsen di sana tidak mengalami hambatan seperti di Indonesia
“Ya mereka kan tidak ada hambatan hambatan tertentu ya. Kalau di Indonesia kan industri ini (bir) saja kita tutup untuk investasi. Itu kan merupakan hambatan. Yang ada hanya perluasan saja. Itu salah satu hambatan. Memang ini kan tuntutan moral dari masyarakat Indonesia sendiri,” jelasnya.
Meski demikian, pemerintah tetap berupaya meningkatkan daya saing produsen bir di dalam negeri. Salah satunya lewat revolusi industri 4.0.
“Kalau Kementerian Perindustrian pada saat ini kan mendorong untuk bisa diberlakukan industri 4.0, jadi internet of things, kemudian robotik, dan sebagainya. Ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing baik dalam aspek kapasitas maupun kualitas,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Multi Bintang Indonesia Michael Chin mengatakan, untuk meningkatkan daya saing, hal yang penting adalah membranding produk.
“Hal penting ketika kita melakukan ekspor bir adalah branding, sehingga kita tidak terlalu concern dengan value, tapi bagaimana membangun brand. Yang paling penting adalah bagaimana kami berkompetisi dengan market lain seperti Thailand atau Vietnam,” tambahnya. (dc-van)