Arang Bambu Dikembangkan

Bahan Baku Baterai

Kementerian Perindustrian mengembangkan arang bambu untuk dipakai sebagai komponen baterai. Potensi pengembangan bahan baku baterai dari arang bambu ini seiring dengan meningkatnya penggunaan ponsel pintar dan gadget lainnya.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat pengguna ponsel pintar di Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan akan melampaui 100 juta orang sehingga menjadi negara pengguna aktif terbesar ke empat di dunia.

Material arang bambu dipakai sebagai pengganti grafit yang dipakai sebagai komponenan baterai. Grafit merupakan mineral tambang alam yang bersifat tak dapat diperbarui.

Di sisi lain potensi tambang grafit di Indonesia saat ini terdapat di Sumatera dengan sisa produksi tambang sekitar 2 juta ton atau setara dengan luas area 30 hektare.

“Bambu yang digunakan merpakan jenis bambu petung yang ada di Kalimantan Selatan,” imbuh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara melalui keterangan resmi.

Bambu disebut mampu mengurangi konsumsi karbon. Dengan waktu tanam empat hingga lima tahun, komponen lignoselulosa tinggi membuat kadar karbon dan oksigen melampaui 90 persen dari berat keseluruhan bambu.

Untuk membuat arang, bambu akan melalui metode pirolisis dengan dikarbonisasi pada suhu 500-600 derajat Celcius menggunakan alat khusus. Selanjutnya, arang akan diaktivasi memakai bahan kimi asam dan basa serta diberikan tambahan logam untuk menaikkan kapasitas listrik. Kandungan logam seng (Zn) dan nikel (Ni) di dalam arang bambu yang akan digunakan.

“Kemudian, dibuat partikel nano menggunakan high energy mechanic (HEM) berbasis Ball Mill. Karbon yang dihasilkan diuji struktur dan sifatnya menggunakan Pressure Swing Adsorption (PSA), Scanning Electron Microscopy (SEM), X-ray diffraction (XRD), dan konduktivitas,” jelasnya.
(cnn/hut)

Close Ads X
Close Ads X