Hati-Hati jika Ingin Edukasi Anak soal Pedofil | Sampaikan dengan Bahasa Sederhana

MENJELASKAN penyimpangan seksual yang terjadi pada pelaku pedofil kepada anak-anak adalah hal yang tidak mudah. Tetapi jika mereka bertanya, Anda tak bisa begitu saja mengabaikan pertanyaan mereka. Lalu apa yang harus dilakukan orangtua? Psikolog Astrid Wen menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengedukasi anak tentang pedofil. Simak ulasannya seperti dirangkum berikut ini:

Sampaikan dengan bahasa sederhana
Untuk memberi tahu pada anak soal pedofil, sampaikanlah dengan bahasa sederhana. Agar dia tidak bingung dengan apa yang Anda ucapkan dan paham tentang pedofil.

Jangan menakut-nakuti
Jangan memberi tahu anak dengan menakut-nakuti pada mereka tentang sesuatu yang berbahaya. Jangan pula menyampaikannya dengan bahasa yang vulgar tentang kekerasan seksual, karena umumnya anak tidak akan mengerti, tetapi justru membuat mereka ketakutan untuk beraktivitas.

“Tapi jangan sampai terlalu vulgar. Jangan sampai buat anak ketakutan sekali. Orangtua cukup aware, ‘penting sekali mama papa tahu kamu ada di mana, sama siapa, dan apa yang dilakukan bersama teman atau orang yang kita kenal. Karena kita ingin melindungi kamu, kita tahu kamu ada di tangan yang aman’,” ujar Astrid.

Dengarkan dengan cerita anak
Ketika anak bercerita tentang orang dewasa yang tidak mereka sukai, jangan memotongnya begitu saja. Tetapi dengarkan dengan seksama dan tanyakan kepada mereka mengapa tidak menyukai orang tersebut. Karena jika Anda tidak mendengarkannya, dia tidak akan bercerita hal yang telah dialaminya atau dialami teman-temannya.

Minta anak bercerita
Ajarkan kepada anak-anak agar bercerita ketika merasakan, melihat, atau mendengar hal-hal yang mencurigakan. Terutama ketika mereka mendapat tekanan berupa ancaman, yakinkan dia untuk cerita.

“Lalu tambahkan kalau misalnya orang dewasa membuat ancaman. Misalnya ‘jangan beri tahu mama papa, kalau enggak, nanti kamu dibunuh. Nanti mama papa kita pukul atau lukai, kamu harus diam enggak boleh cerita siapa-siapa. Tapi katakan ‘Kamu perlu cerita karena mama papa tidak akan marah dan lebih kuat dari mereka. mama papa tidak takut’,” ujar Astrid. (oz)

Close Ads X
Close Ads X