Sakit Hati, Satu Keluarga Dibantai

Medan | Jurnal Asia
Sakit hati menjadi motif pembunuhan satu keluarga di Desa Pernantian Kecamatan Juhar, Kabupaten Tanah Karo pada Oktober 2012 silam.
Hal itu terungkap setelah petugas Poldasu membekuk dua lagi pelaku pembunuhan. Dengan begitu polisi sudah berhasil menangkap semua pelaku yang berjumlah empat orang.
Dua pelaku terakhir yang ditangkap adalah Kamrol Samosir (16) dan Reinhard Siallagan (16), keduanya warga Jalan Asahan Km 4, Pematangsiantar yang ditangkap di Bangka Belitung (Babel) Rabu (30/10). Kemarin, keduanya tiba di Mapoldasu.
Pembunuhan berencana tersebut dipicu sakit hati keempat pelaku yang merasa diperlakukan layaknya bukan manusia oleh korban. Tiga orang korban, yakni Arlip Ginting (45) beserta istri, Ramelan br Kaban (45) dan anak mereka, Udin Ginting (25) tewas dengan tubuh penuh luka bacok dan tikaman di kediaman mereka di Desa Pernantian.
Diawali dengan Reinhard yang berpura-pura minta rokok. saat itulah tersangka Togar Sidabutar membacok Arlip Ginting hingga meregang nyawa. Sedangkan Ramelan br Kaban dibacok saat mengambil kayu bakar di belakang rumah. Sementara Udin Ginting ditikami di dekat tungku api hingga akhir tewas.
Setelah itu para pelaku kabur ke Pematangsiantar. Tak lama, petugas membeik Togar dan Edy Saputra Simamora dari kediaman masing-masing. Sedangkan Kamrol Samosir dan Reinhard Siallagan kabur ke Babel.
Reinhard mengaku ia dan tiga rekannya sepakat membunuh karena tidak diberi makan. Selain itu, upah bekerja selama 28 hari di kebun jeruk milik korban tak diberikan.
“Kami tak di beri makan dan gaji kami tidak dibayar. Padahal setiap hari kerja mulai pukul 8 pagi sampai 6 sore. Karena itulah kami nekat membunuh,” kata pemuda yang tak tamat SMA ini.
Reinhard nyawa ketiganya dihabisi dengan pisau dan kapak yang biasa dipakai membelah kayu. “Aku yang nikam anaknya si Udin pakai pisau. Kalai bapak sama mamaknya si Togar yang bunuh,” jelasnya.
Sedangkan Karmol mengaku bersama Edy Saputra memegangi korban saat akan dibantai. “Kami tidak ikut menikam,” ucapnya sambil menundukkan kepala. Selama setahun, Karmol dan Reinhard bekerja sebagai kuli bangunan di Babel.
Sebelum diboyong ke Mapodasu, Karmol dan Reinhard sempat diinapkan di kantor polisi di Babel.
“Pelaku pembunuhan yang berjumlah empat orang semuanya sudah ditangkap,” kata Kanit V Direktorat Reserse Kriminal Umum, Kompol Murdani. (Ari)

Close Ads X
Close Ads X