Proyek Jalan Tol Medan-Binjai Telan Tumbal, Tiga Bocah SD Tewas di Kolam Penyiram Jalan Proyek

Medan – Proyek pembangunan jalan tol baru Medan-Binjai yang berada di Jalan Pabrik Gula Dusun 18 Desa Mulio Rejo, Kecamatan Sunggal, Jumat (15/7) kemarin memakan tumbal. Tiga orang bocah laki-laki yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) tewas tenggelam di kubangan galian proyek.

Informasi dihimpun wartawan di lokasi kejadian, ketiga korban masing masing bernama Dio Amanda Putra (10) dan Deni Saputra (8), warga Jalan Grogol Desa Purwodadi, Kecamatan Sunggal. Keduanya abang beradik, anak pasangan suami istri (pasutri) Surianto Borus dan Della, serta M Al Rasid (10), warga Jalan Gelatik Ujung Dusun 13 Desa Mulio Rejo, Kecamatan Sunggal.

Kapolsek Sunggal, Kompol Daniel Marunduri mengatakan, kejadian ini bermula ketika sekitar pukul 13.00 WIB, ketiga korban bersama seorang temannya yang berhasil selamat bernama Deksa Pasaribu (10), menuju kolam galian dari rumahnya yang letaknya berdekatan.

Dari rumah, keempat bocah ini lalu beranjak menuju lokasi galian yang letaknya sekitar 1 KM dari rumah keempatnya. Tanpa adanya pengawasan dari pekerja proyek, keempat anak ini lalu mandi di lokasi proyek yang sebenarnya zona terlarang khususnya bagi anak-anak.

“Di lokasi, saksi bersama korban membuka baju dan celana dan meletakkan di pinggir kolam kemudian saksi (Deksa), masuk ke dalam kolam yang dangkal dan disusul para korban,” ujar Daniel.
Saat asyik mandi-mandi, siang itu, lanjut Daniel, korban Deni yang semula mandi bersama di kolam yang dangkal beringsut ke kolam yang dalam. Naas, begitu memasuki kolam yang dalam, kaki Deni tidak merasakan adanya tanah yang dipijak. Tanpa adanya tumpuan, membuat Deni panik, dirinya pun merosot ke dalam kolam yang dalamnya mencapai 3 meter itu. Sontak, ketiga korban lain yang tercengang melihat Deni tenggelam, berusaha memanggil korban, namun usaha mereka sia-sia.

Kapolsek mengatakan, saat itu korban Alrasid mengambil tindakan dengan mencoba menolong Deni. “Deni terlelap tenggelam lalu korban Alrasid mencoba menolong korban namun korban Alrasid turut tenggelam. Melihat kedua Korban tenggelam, kemudian Dio (abang kandung Deni) mencoba membantu kedua korban tetapi korban tidak sanggup dan akhirnya korban Dio turut tenggelam,” kata Daniel.

Selanjutnya, Deksa Pasaribu yang melihat ketiga temannya kelelepan di kolam itu, lalu naik ke atas dan mencari temannya yang tenggelam. “Setelah tidak terlihat kemudian saksi berteriak meminta bantuan warga yang melintas dan dilakukan pencarian kemudian ketiga Korban ditemukan dan diangkat warga kemudian dilakukan pertolongan dengan cara memompa dada para korban namun para korban tidak dapat ditolong,” ungkap Daniel.

Sedangkan korban yang masih selamat, siang itu lari menuju rumahnya dan memberitahukan kejadian tersebut kepada orangtua ketiga korban yang tenggelam. “Ketiganya dibawa ke Puskesmas namun nyawanya tidak dapat tertolong,” kata Daniel.

Melihat anaknya sudah meninggal, dengan air mata meleleh, Lamsri yang merupakan ibu kandung korban Alrasyid, langsung membawanya ke rumah duka. Berbeda dengan orangtua Dio dan Deni, yang meyakini anaknya masih bisa diselamatkan lalu dibawa ke Klinik Wina Lestari di Jalan Mesjid Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal. “Sesampai di lokasi pihak klinik menyatakan bahwa kedua korban tidak tertolong,” ujarnya.

Sementara itu, petugas Polsek Sunggal yang mendapat laporan ini lalu turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan. “Polsek Sunggal dan Tim Inafis Polresta Medan melakukan Olah TKP dan ambil sidik jari para Korban. Atas permintaan pihak keluarga korban, mereka membuat pernyataan untuk tidak dilakukan Visum dalam,” tandasnya.

Sementara di rumah duka, warga mengaku geram dan sedih atas kejadian yang menimpa ketiga korban yang masih bocah itu. “Seharusnya galian itu ditutup jangan dibiarkan terbuka, kalau begini siapa mau tanggung jawab?,” kata Jumangin, warga sekitar.

Dirinya berharap kejadian ini tidak terulang kembali dan lubang galian (proyek) itu segera ditutup. “Harapan saya lubang galian itu ditutuplah, sama pengawasan proyek kalau anak-anak mandi jangan dikasih. Memang itu lubang hasil korekan beko jadi dalam, lubang itu dibuat untuk menyiram jalan proyek, bentuknya liter L, lebar empat meter, dalam 3 meter,” tandasnya.
(bowo)

Close Ads X
Close Ads X