Strategi Guru Menanamkan Karakter Kejujuran

Oleh : Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I

Pemuda merupakan aset yang paling berharga bagi suatu bangsa, bahkan tidak berlebihan jika dikatakan melebihi emas dan permata, sebab pemuda merupakan generasi penerus yang akan meneruskan perjuangan bangsa. Jika pemudanya berkualitas dan memiliki karakter yang baik maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang maju, namun sebaliknya jika pemudanya lemah dan memiliki karakter yang buruk maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan tinggal nama saja.

Karena itu, baik atau tidak karakter suatu suatu bang­sa, dapat dilihat dari para pe­mudanya.

Untuk membina dan men­cerdaskan suatu bangsa da­pat dilakukan dengan penye­lenggaraan pendidikan. Namun, tidak semua pendidikan da­pat membawa bangsanya men­jadi bangsa yang maju dan mempunyai karakter. Pen­di­dikan yang diharapkan ada­lah pendidikan yang dapat men­cerdaskan anak bangsa se­kaligus memiliki karakter.

Hal ini sesuai tujuan pendidikan, yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3, disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah: “Mengembangkan potensi pe­­serta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Untuk mewujudkan harapan bangsa tersebut terutama da­lam menanamkan karakter ke­­pada peserta didik, maka in­t­er­nalisasi karakter di sekolah per­lu di adakan disemua se­ko­lah-sekolah. Dalam proses in­ternalisasi karakter dibutuhkan ker­­jasama dari semua pihak, ti­dak sepenuhnya menjadi tang­gung jawab sekolah saja.

Namun proses internalisasi ini menja­di tanggung jawab bersama anta­ra pemerintah, sekolah, guru, siswa dan orangtua. Karakter bangsa ini sebagaimana kita ketahui tengah terdegradasi.

Hal ini ditandai dengan semangkin seringnya terjadi tindakan ke­jahatan, tawuran antar pelajar, korupsi yang kental mewarnai kehidupan kenegaraan ini dan hilangnya nilai-nilai kejujuran pada segenap warga bangsa. Semua itu hanya sekian dari contoh “amburadulnya” mo­ralitas dan karakter bangsa kita saat ini.

Menanamkan karakter ti­daklah mudah, tidak seperti membalikkan telapak tangan, mananamkan karakter tidak dapat dilakukan secara ins­tan atau hanya sekali saja. Pe­­nanaman karakter perlu dila­kukan secara terus-menerus dan perlu kerjasama dengan beberapa pihak.

Namun, seba­gai sebuah lembaga pendidikan formal, sekolah memiliki tang­gung jawab dan peran penting dalam menamankan karakter kepada anak bangsa salah sa­tunya kakater kejujuran, sebab saat ini mencari orang jujur sangat suli, bahkan mencari orang jujur di negeri ini sudah sedikit agak langka. Karena itu, sekolah yang di dalamnya terdapat guru memiliki peranan penting dalam menumbuhkan karakter kejujuran pada peserta didiknya.

Dalam membentuk ke­pri­­badian peserta didik ke­ju­­ju­ran merupakan sikap yang pen­ting dalam proses pem­be­lajaran. Sebab dalam proses pembelajaran peserta didik akan dituntut untuk menunjukkan sebagai seseorang yang dapat dipercaya baik dalam perkataan dan tindakanya tanpa melaku­kan kecurangan yang bertujuan untuk membentuk siswa yang berprestasi. seperti untuk men­dapatkan nilai yang baik siswa dituntut untuk belajar dengan giat tanpa melakukan perbuatan curang dan lain sebagainya.

Dalam menanamkan karakter kejujuran pada peserta didik, guru harus memiliki strategi yang jitu. Banyak strategi yang da­pat digunakan untuk mena­nam­kan karakter kejujuran pada peserta didik seperti, instruksi langsung, pemodelan, dan lain sebagainya.

Namun strategi yang tidak bo­leh dilupakan dan efektif da­lam menanamkan karakter ke­jujuran adalah de­ngan meng­gunakan motivasi dan pem­biasaan kepada peserta didik. Motivasi adalah dorongan dari guru agar peserta didik berbuat baik.

Dengan adanya dorongan tersebut peserta didik akan selalu melakukan kebaikan. Selain memberikan motivasi guru juga harus se­lalu membiasakan peserta di­dik untuk berkarakter jujur. Sebab membentuk karakter jujur pada peserta didik tidak dapat hanya dilakukan hanya sekedar menyampaikan materi kepadanya tentang kejujuran.

Guru harus menyediakan sarana untuk membiasakan peserta didik untuk berkarakter jujur, salah satunya dengan membuat program kantin ke­jujuran yang prosesnya peserta didik dapat mengambil barang apa saja sesuai kebutuhannya dengan meletakkan uang sesuai harga barang yang diambil pada tempat yang telah disediakan oleh guru.

Walaupun terkadang masih ada siswa yang tidak jujur, namun hal ini merupakan pembiasaan yang dapat di­lakukan untuk menciptakan generasi yang berkarakter jujur. Dengan demikian, diharapkan akan terciptanya iklim kejujuran di lingkungan sekolah sehingga peserta didik dapat terbiasa melakukan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.

Namun semua usaha tersebut dalam membentuk generasi bangsa yang berilmu dan berkarakter serta beriman kepada Tuhan yang Maha Esa harus dilakukan secara bersama-sama oleh se­mua pihak, baik itu orang tua, guru, masyarakat, maupun pe­merintah.

*)Penulis Dosen FAI UMSU.

Close Ads X
Close Ads X