Sekolah Favorit dan Tahun Ajaran Baru

Oleh : Hasrian Rudi Setiawan MPdI
Sejumlah sekolah menjelang tahun ajaran baru, mulai diserbu oleh orang tua siswa untuk mencarikan sekolah yang baik bagi anak-anak mereka. Orang tua dan siswa ketika ingin memilih sekolah tertentu, mereka sering mengincar dan mencari sekolah yang dianggap favorit oleh masyarakan atau yang disebut dengan sekolah unggulan.

Sekolah favorit atau unggulan inilah yang menjadi rebutan calon siswa dan orang tua agar putra-putrinya dapat diterima disekolah tersebut, terkadang untuk memasuki sekolah favorit atau unggulan ini mereka tidak peduli harus melakukan berbagaii macam cara seperti mengeluarkan dana besar agar dapat diterima di sekoalah tersebut.

Sudah sejak bertahun-tahun kita mengetahui bahwa sejumlah sekolah, terutama sekolah negeri menjadi incaran calon siswa dan orang tua ketika memasuki tahun ajaran baru. Dan masyarakat memberikan label sekolah fa­vorit kepada kebanyakan se­kolah-sekolah negeri entah apa alasanya.

Mungkin, ala­san mereka memberikan label sekolah favorit kepada kebanyakan sekolah negeri, karena pada sekolah negeri biaya pendidikan akan lebih murah di bandingkan dengan sekolah swasta. Selain itu, sekolah negeri ketika menerima siswa dilakukan dengan pertimbangan yang slektif, seperti nilai calaon siswa harus tinggi, harus lulus tes masuk dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat me­ngang­gap bahwa anak-anak yang masuk ke sekolah negeri adalah anak yang pintar dan patut dibanggakan.

Namun sayangnya, Di tengah situasi persaingan tersebut, terdapat orang-orang yang terkadang dalam menginginkan tujuannya tercapai sering me­ngambil jalan pintas dengan berbuat kecurangan. Kecurangan tersebut ada yang dilakukan oleh orangtua, pihak sekolah, ataupun oknum lain.

Maka jika kita perhatikan, setiap tahun ajaran baru tiba, muncul pula penyakit penyuapan, penjualan kursi, sampai penyusupan calon murid dengan imbalan tertentu. Pada tahun yang lalu, Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menemukan sejumlah modus kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yaitu upaya untuk memasukkan siswa ke sekolah incaran, yang pada umumnya sekolah negeri, termasuk juga sekolah unggulan.

Banyak motivasi calon siswa dan orang tua mengincar sekolah favorit terutama sekolah negeri, salah satu motivasi yang mereka harapkan adalah terjaminnya pendidikan mereka ke depan, termasuk ketika mereka akan memasuki perguruan tinggi. Karena, presentase lulus pada perguruan tinggi negeri tergolong besar.

Walaupun masih harus dilihat lebih dalam lagi, apakah daya tembus perguruan tinggi negeri yang kompetitif itu karena memang calon ma­hasiswa tersebut yang masuk ke sekolah itu pada dasarnya sudah memiliki kemampuan akademis tinggi, proses belajar bermutu, atau berkat bantuan dari pihak lain. Selain itu, motivasi lain mengiincar sekolah favorit atau negeri adalah almamater dari sekolah yang difavoritkan tersebut terkadang dipandang penting dalam mencari pekerjaan kelak, bahkan ada anggapan bahwa jika memasuki sekolah favorit akan mudah mencari pekerjaan dan lain sebagainya.

Lantas, apakah yang dimaksud dengan sekolah unggul itu?. Sekolah unggul dapat diartikan sebagai sekolah yang efektif yang di­tandai dengan kepemimpinan yang professional, visi dan misi bersama, lingkungan belajar; konsentrasi pada proses pem­belajaran, pengajaran ber­mak­na, adanya harapan yang tinggi, pengayaan yang positif, or­ganisasi pembelajar, dan adanya kemitraan dengan orangtua. Jadi intinya, sekolah unggul adalah sekolah yang mampu memberikan nilai tambah kepada siswanya dan sekolah yang mampu memenuhi bahkan me­lebih harapan atau standar.

Ada strata yang dibuat oleh pe­merintah terkait dengan kri­­teria sekolah yang dapat disebut dengan sekolah unggul, mulai dari unggulan lokal sam­pai nasional. Departemen Pen­­didikan Nasional, dalam me­ngembangkan sekolah unggul mem­buat sejumlah kriteria se­kolah unggulan, yaitu: input diseleksi secara ketat sesuai dengan kriteria dan prosedur tertentu. Tidak dilihat hanya pada nilai rapor dan UN saja, tetapi juga dilihat dari rangkaian tes prestasi dan psikotes.

Selain itu, kriteria lain adalah sarana belajar menunjang, lingkungan belajar kondusif, guru dan tenaga ke­pendidikan unggul, baik dalam penguasaan kurikulum, metode mengajar, kurikulum diperkaya, kurun waktu lebih lama dari sekolah lain, serta proses be­lajar berkualitas. Sekolah tidak hanya memberi manfaat bagi peserta didik, tetapi juga memiliki resonansi sosial terhadap lingkungan sekitar, adanya pembinaan kemampuan kepemimpinan; dan kegiatan tambahan di luar kurikulum, seperti remedial dan pengayaan.

Dari fenomena setiap tahun­nya, terkait berebuatan masuk calon siswa ke sekolah-sekolah yang difavoritkan tersebut. Menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat akan pendidikan terutama sekolah semakin tinggi.

Karena itu, pemerintah di­harapkan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan secara lebih merata. Selain itu pula, dari kriteria-kriteria sekolah unggulan di atas, setidaknya harus dikaji lagi sejauh mana sekolah yang dianggap favorit itu memang betul memenuhi kriteria sebagai sekolah unggul. Jangan sampai masyarakat terutama calon siswa tertipu dengan label sekolah favorit tersebut padahal kualitasnya tidak menunjukan sebagaii sekoalah yang memiliki kualitas baik.
*)Penulis Dosen FAI UMSU.

Close Ads X
Close Ads X