Politik dan Korupsi

Presiden Jokowi bersama KPK, Senin (11/12), memperingati hari anti korupsi dunia (International Anti-corruption Day) yang jatuh setiap 9 Desember. Bank Dunia juga sebelumnya menyatakan bahwa masyarakat madani dan media memiliki peran yang mustahak menciptakan dan memelihara atmosfir kehidupan publik yang menghambat kecurangan dan korupsi.

Tumbangnya rezim orde baru yang korup setelah 32 tahun berkuasa tak membuat penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau keuntungan kelompok karena hutang budi, demikian korupsi didefinisikan, surut.

Hadirnya lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menurut data dihimpun yang telah menjebloskan lebih dari 122 anggota DPR dan DPRD, 25 menteri dan kepala lembaga, empat duta besar, tujuh komisioner, 17 gubernur, 51 bupati dan walikota, 130 pejabat eselon I hingga III, serta 14 hakim ke balik jeruji tidak membuat korupsi mati. Korupsi ramai diberitakan sekaligus ramai dan terus dilakukan.

Kasus dugaan korupsi dengan kerugian negara Rp 2,3 trilyun dengan tersangka ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto melalui penetapan yang kedua kalinya sebagai tersangka oleh lembaga anti rasuah tak dapat dipungkiri adalah contoh mutakhir pemberitaan korupsi yang diformat sebagi mega skandal.Pemberitaan kasus korupsi ini dibuka dengan “hilangnya” tersangka setelah KPK menggeledah rumah tersangka.

Belum terjawab kemana tersangka hilang, tiba-tiba publik dikejutkan dengan tersangka yang merupakan ketua umum partai Golkar menjadi korban kecelakaan tunggal.”Drama”terus berlanjut dengan foto Setya Novanto yang tergolek lemah di rumah sakit dengan narasi penasehat hukumnya.

Media sosial dan media konvensional pun terus melebarkan persoalan mulai dari benjolan sebesar bakpau hingga tiang listrik yang berdiri stabil meski dihantam mobil.

Menurut penulis permasalahan korupsi selain harus kita lawan dengan penegakan hukum yang tegas, efektif dan membuat jera para pelakunya, kita juga harus memulai melawan korupsi dari budaya keseharian kita yang mencerminkan kita melawan tindakan korupsi.

Belajarlah menjadi bagian dari perlawanan terhadap korupsi dimulai dari hal terkecil dalam kehidupan kita, seperti berani ditilang jika kita melanggar lalu lintas, berani melakukan pengurusan-pengurusan perijinan dll tanpa harus membayar uang rokok agar dipercepat, berani jujur jika kita berbuat salah, berani untuk mendapat nilai jelek tanpa harus mencontek, berani berkata tidak pada kebohongan.

Itu semua adalah hal-hal kecil dalam hidup kita yang dapat menjadi karakter dari pribadi kita yang akan menentukan masa depan bangsa dalam melawan tindakan-tindakan korupsi yang merugikan bangsa kita. (*)

Close Ads X
Close Ads X