Pentingkah Valentine Day?

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, perdebatan mengenai Valentine’s Day itu haram atau tidak, tak terlalu terdengar gaungnya pada tahun 2018 ini. Mungkin ini merupakan efek dari hectic-nya suasana jelang pemilihan kepala daerah (pilkada) di sejumlah daerah yang dilaksanakan.

Sadar atau tidak, banyak orang di seluruh dunia sering merayakan bulan Februari sebagai bulan cinta. Secara khusus, tanggal 14 Februari disebutsebagai hari kasih sayang atau dikenal valentine™s day. Valentine sendiri berasal dari bahasa latin valentia yang memiliki makna kekuatan atau kapasitas. Pada tanggal ini, orang yang memadu kasih, keluarga dan teman mengungkapkan perasaan kasih sayang atau rasa terima kasih dengan memberikan hadiah khusus atau dengan pergi rekreasi.

Valentine identik dengan bunga, cokelat, dan makan malam romantis berhias nyala lilin. Tanggal 14 Februari dianggap sebagai hari kasih sayang. Sebuah kencan pada hari Valentine sering kali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu merupakan hari percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih. Valentine merupakan hari terbesar dalam soal percintaan dan bukan berarti selain Valentine tidak merasakan cinta. Di hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum, yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, namun jarang kepada teman pria lainnya. Kecuali kedua-duanya adalah kaum homoseksual.

Di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif karena perayaan Valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian barang-barang yang yang terkait Valentine seperti cokelat, perhiasan dan boneka. Pertokoan dan media (stasiun TV, Radio dan Majalah Remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Valentine.

Sedangkan perayaan Hari Valentine sekarang ini banyak yang sudah mengarah ke ajaran pergaulan bebas dan Sex bebas. Di dalam Sila Pertama Pancasila mengajarkan soal Ketuhanan. Artinya, perayaan Valentine saat ini tidak sesuai dengan Pancasila sebab agama manapun melarang seks bebas. Secara hukum, juga bertentangan. Sebab dalam Undang-undang hanya orang yang sudah menikah yang boleh melakukan hubungan seksual dengan suami atau istrinya.

Secara sosiologis, perayaan Valentine juga tidak sesuai dengan budaya suku apapun di Indonesia. Sebab, tak ada suku di Indonesia yang mengizinkan seks bebas. œBudaya Valentine juga bukan budaya kita sebagai bangsa Indonesia. Budaya ˜valentine™ adalah budaya yang menjunjung tinggi pergaulan bebas dan tidak sesuai dengan budaya bangsa dan ajaran agama. Jadi apakah penting???? (*)

Close Ads X
Close Ads X