Narkoba, Anak dan Tingginya Angka Kriminalitas

Oleh : Salamun Nasution

Operasi kancil toba 2017 yang digelar oleh Pelrestabes Medan, telah membekuk 92 pelaku pencurian kendaraan bermotor. Berdasarkan ke­te­rangan dari polisi, 92 pelaku yang ditangkap tersebut di­dominasi pencandu narkotika jenis sabu. Hal ini terungkap ketika Polrestabes Medan merilis hasil pengungkapan selama operasi kancil.

Dari apa yang dipaparkan oleh Polrestabes Medan, sudah jelas bahwa tingginya angka kriminal saat ini terkhusus di jalanan, diakibatkan sudah tinggi­nya ang­ka candu narkoba di kala­ngan masyarakat.

Bahkan berdasar­kan keterangan dari kepolisian, tin­dak kejahatan yang sering terjadi juga didominasi oleh kalangan re­maja yang su­dah kecanduan narko­ba. Jadi mo­tif mereka melaku­kan tinda­kan kriminal mulai dari, mencuri kendaraan sepeda motor yang terparkir sampai menjadi begal jalanan yang tidak segan-segan melukai para korbannya tidak lain untuk mendapatkan barang haram tersebut.

Narkoba sudah menjadi akar dari beberapa kejahatan jalanan yang kerap terjadi. Sudah pu­luhan cara juga dilakukan untuk menumpas peredaran narkoba, tapi selalu saja angka pengguna narkoba tak pernah mengalami penurunan. Bahkan sudah ber ton-ton narkoba yang berhasil digagalkan masuk ke Indonesia oleh petugas. Tapi masih saja peredarannya di Indonesia tetap meluas dan mudah didapatkan. Sudah banyak para gembong narkoba yang dihukum mati, tetapi bandar narkoba juga masih tetap banyak.

Seribu akal pastinya me­reka pikirkan bagaimana bisa me­masukan narkoba ke In­donesia. Padahal jika di­pi­kirkan, jalur darat, laut, dan udara sudah dijaga ketat. Tetapi masih saja jutaan kilogram barang haram tersebut masih bisa lolos. Hal ini terlihat dari banyaknya para pengedar yang tertangkap basah dan terus adanya nama-nama baru pecandu narkoba.

Lebih parahnya lagi, agar tidak kehilangan pangsa pa­sar, mereka (pengedar/ban­dar) telah menyasar anak-anak untuk menjadi pecandu be­rikutnya. Modusnya dengan mencampurkan narkoba ke ja­janan anak-anak.

Beberapa wak­tu lalu Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan menggandeng BPOM telah menyita permen dot yang dijajakan untuk anak-anak. Diduga, berdasarkan laporan warga ja­janan tersebut mengandung nar­koba. Karena anak mereka me­rasakan pusing dan fly sesudah mengkonsumsi jajanan tersebut.

Beruntung dari hasil pe­me­­­riksaan BPOM permen dot yang diduga mengandung nar­koba hasilnya negatif. Meskipun de­mikian kita harus tetap was­pada untuk mengawasi ja­ja­nan anak. Karena modus pen­campuran narkoba ke jajanan anak-anak juga kerap terja­di. Kepala BNN, Budi Waseso per­nah mengatakan bahwa pi­hak­nya telah menemukan lima kasus jajanan anak-anak yang dicampur dengan nar­koba. Sindikat narkoba ini me­manfaatkan warung-warung di sekitar sekolah taman kanak-kanak dan SD untuk menjualkan jajanan anak-anak yang telah tercampur narkoba.

Ironis memang jika sampai narkoba pun mengancam anak-anak. Meskipun Belum diketahui motif apa yang melatarbelakangi mereka mengincar anak-anak supaya candu akan narkoba. Tapi besar kemungkinan motifnya adalah untuk menjaga pangsa pasar. Agar mereka tidak ke­habisan konsumen-konsumen yang akan membeli narkoba.

Satu Jalan
Banyaknya peredaran nar­koba saat ini satu jalan juga dengan banyaknya para remaja bahkan anak-anak yang telah kecanduan narkoba dan sejalan juga dengan tingginya angka kriminal dengan pelaku anak masih di bawah umur atau remaja.

Tidak bisa dipungkiri, saat ini musuh terbesar Indonesia adalah peredaran narkoba yang sudah sangat meluas. Membrantas narkoba sampai ke akarnya men­jadi keharusan untuk menjaga masa depan bangsa. Karena jika tidak, Indonesia akan menjadi negara dengan tingkat kriminal yang tinggi yang dilakukan oleh para remajanya. Remaja yang seharusnya menjadi para penerus bangsa.

Anak-anak yang sudah ke­canduan narkoba tidak segan-segan lagi melakukan tindakan kriminal. Hal ini bisa dilihat dari beredar luasnya kasus-kasus kejahatan di media sosial yang didominasi oleh para remaja.

Maka dari itu, narkoba yang membentuk lingkaran setan antara anak dan kriminal harus segera diputus. Anak-anak yang sudah menjadi korban narkoba harus segera diselamatkan. Sebaliknya anak-anak yang belum menjadi korban harus terus diberikan himbauan, pendidikan dan juga sosialisasi tentang bahaya narkoba.

Pergaulan bebas yang saat ini menjadi tren di kalangan anak muda bisa menjadi pintu masuknya narkoba di kalangan remaja. Pemerintah harus mem­bangun satu upaya atau program untuk menjauhkan kembali remaja dari berbagai macam pergaulan bebas.

Seperti contohnya mem­berlakukan jam malam bagi mereka yang masih berusia di bawah 20 tahun. Percayalah, bebasnya pergaulan remaja saat inilah yang membuat barang haram tersebut masuk di kalangan di kehidupan mereka.

Membrantas narkoba juga menjadi suatu upaya untuk me­nyelamatkan bangsa Indonesia dari kehancuran. Menyasarnya narkoba ke kalangan anak-anak adalah bukti bahwa Indonesia sedang digempur dari ancaman perusakan regenerasi Indonesia ke depannya.

Anak-anak telah dijadikan korban kebiadapabn narkoba. Dengan dijadikannya anak-anak sebagai korban berarti ancaman serius juga terjadi ke­pada masa depan bangsa ini. Karena anak-anak merupakan aset berharga bagi sebuah ne­gara untuk bisa menyambung regenarisnya.

Bukan hanya itu saja tindakan kriminal yang kerap terjadi mem­buat negara ini semakin tidak aman. Bagaiamana tidak, tindakan kriminal kini tidak memandang tempat. Berbagai cara meski harus melukai korbannya ditempuh para pelaku tindak kriminal. Masyarakat yang hendak bepergian terus dilanda kekhawatiran. Apalagi para pekerja-pekerja yang selalu pulang malam. Mereka menjadi sasaran empuk para begal jalanan yang kebanyakan remaja, untuk mengambil sepeda motornya.

Penutup
Narkoba sudah membentuk suatu lingkaran antara tindakan kriminal dan kenakalan rema­ja. Kasus kriminal diakibatkan oleh narkoba yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur cukup jadi bukti bahwa narkoba menghancurkan lini-lini kehidupan suatu negara. Oleh karenanya kita sebagai masyarakat harus ikut berperan untuk melindungi indonesia dari ancaman narkoba.

Kita tidak ingin bangsa ini hancur oleh narkoba. Narkoba yang telah membuat kecanduan anak-anak yang masih di bawah umur. Narkoba yang membuat tingkat kriminalitas semakin tinggi. Narkoba yang membuat suatu keluarga pun bisa hancur.

Dengan cara melakukan pengaduan ketika melihat ada tetangga ataupun masyarakat di lingkungan kita yang menjual atau mengkonsumsi narkoba sudah bisa menjadi salah satu cara untuk bisa membumi hanguskan peredaran narkoba dari indonesia.

Jadi bukan hanya polisi dan BNN saja, tetapi di sana juga ada kita. Sebelum narkoba mengancam anak, saudara, ataupun orang-orang terdekat kita, maka dari itu sekarang saatnya untuk ikut aktif untuk membantu pihak bewajib dalam membrantas narkoba.

*) Penulis adalah Alumnus FISIP UMSU

Close Ads X
Close Ads X