Ibukota RI yang Uzur

Wacana untuk memindahkan ibukota sudah menggaung bertahun-tahun lamanya. Kemarin Menteri PPN dan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa realisasi itu akan terwujud akhir 2017 mendatang. Berarti tinggal dua minggu lagi, nama daerah kandidat segera diumumkan.

Sayangnya, realisasi pemindahan sejak dulu sama sekali tak pernah terjadi. Menarik untuk disimak beberapa tahun belakangan. Banjir besar yang melanda ibukota Jakarta terus saja terjadi dari tahun ke tahun. Mirislah, bila istana terendam, bahkan beberapa menteri kabinet harus jalan dan menerobos banjir. Simbol negara sudah seperti ini, pasti penderitaan rakyat (ibukota khususnya) lebih besar lagi.

Perilaku masyarakat Jakarta sendiri yang suka membuang sampah sembarangan ke sungai meski beberapa diantaranya sudah patuh dan tidak melakukannya. Juga penurunan tanah ekstrem, kurangnya lahan hijau/hutan kota/taman kota, pembangunan besar-besaran dan tak terkendali, hingga sistem drainase yang sudah uzur peninggalan Belanda dan ada yang sudah kolaps).

Memindahkan ibukota memang tak semudah apapun! Meski dalam pemikiran simple, tapi perhatikan dulu, apa yang akan dipindah. Ibukota memiliki semua wadah, seperti pusat pemerintahan, pusat niaga/perekonomian, pusat industri, pusat transportasi (seperti pelabuhan dan bandara), pusat pendidikan, pusat budaya, dsb.

Banyak calon ibukota siap di Indonesia ini seperti beberapa daerah di Jawa bagian Barat, Tengah, Timur, juga di Kalimantan dan satu wilayah di Indonesia Timur meski kesemuanya masih harus membangun dan memperbaiki infrastruktur layaknya ibukota.

Penulis sepakat dengan ide memindahkan ibukota dari Jakarta. Bila perlu ke luar pulau Jawa. Pemindahan ibukota ke luar Jawa akan memecahkan sejumlah masalah, terutama soal pemerataan ekonomi dan pembangunan. Beban Jakarta dan Jawa pun akan berkurang. Itulah yang perlu dipikirkan.

Penulis juga setuju jika Indonesia memiliki kota pusat pemerintahan yang baru, karena yakin kondisi Jakarta akan jauh lebih baik.

Bagi penulis, dipindahkan ke pulau mana saja tidak menjadi persoalan, yang penting bagaimana pembangunan sebuah ibukota harus direncanakan dengan sebaik-baiknya agar tidak lagi menjadi ibukota yang bermasalah seperti Jakarta.

Pemindahan ibukota harus dicanangkan sebagai program jangka panjang yang akan melalui beberapa periode pemerintahan. Sebuah pembangunan berkelanjutan yang kemungkinan besar membutuhkan kerjasama beberapa presiden dari waktu ke waktu. Tetapi pembangunan ibukota baru harus mulai dijalankan secepatnya, sejak pemerintahan sekarang secara bertahap.

Pemindahan ibukota akan memberikan dampak perekonomian yang sangat besar. Utamanya, jika pusat pemerintahan berpindah, otomatis pusat bisnis juga akan mengikuti. Daerah yang selama ini tertinggal akan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kita berharap bahwa pembangunan ibukota akan meratakan pembangunan ke wilayah-wilayah lain yang selama ini kurang tersentuh. (*)

Close Ads X
Close Ads X