Harumnya Kebajikan Akan Menyebar ke Segala Penjuru

Oleh : Pdt. D.M. Peter Lim, S.Ag, MBA, M.Sc

Sabda Buddha : “Harumnya bunga tidak dapat menyebar melawan arah angin, begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati. Namun harumnya kebajikan dapat menyebar melawan arah angin. Orang bijak harum menyebar kesegala penjuru”.

Di dalam kitab suci Tripitaka adalah Gandha 4 (4 aroma yang harum semerbak), yang harus selalu dikembangkan agar kehidupan ini senantiasa bermakna:

A. Sila Gandha. Harumnya moral, yang tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela dan senantiasa menyamai bibit-bibit kebajikan. Di dalam Hasta ariya marga (8 jalan utama) dijelaskan bahwa moral akan bisa menjadi baik jika kita senantiasa memiliki ucapan benar, perbuatan yang benar & mata pencaharian benar.

“Ciri-ciri dari ucapan benar adalah ucapan itu benar (bebas dari dusta), tidak beralasan (tiada kebencian, menimbulkan perpecahan atau perselisihan), berfaedah (tidak cabul, kasar dan menyakiti orang lain) dan diutarakan tepat pada waktunya (tidak kosong, bermakna serta bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya)” Majhima Nikaya 58.

Perbuatan benar adalah perbuatan yang tidak menimbulkan penderitaan bagi makhluk-makhluk lain dan senantiasa memberikan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan kepada siapapun juga.

B. Samadhi Gandha. yang mana pikiran selalu diarahkan pada hal-hal yang positif dan bebas dari niat-niat jahat. “Orang bijak hendaknya menjaga pikiran yang sukar diawasi, sangat halus & cenderung mengarah pada objek yang digemari. Pikiran yang terjaga dengan baik akan membawa kebahagiaan”. Citta Vagga III : 36.

Samadhi (meditasi) yang benar dan rutin dilaksanakan, akan membuat pikiran terarah dengan baik dan benar. Di dalam 8 jalan utama, kelompok samadhi dibagi lagi atas 3 bagian, :

A) Daya Upaya Benar, yang selalu berdaya upaya dengan sekuat tenaga agar unsur-unsur jahat (tidak baik) tidak timbul dan menghilangkan unsur-unsur jahat (tidak baik) yang sudah ada. Disamping itu, juga mengembangkan unsur-unsur baik dan memperkuat unsur-unsur baik (sehat) yang sudah ada.

B) Perhatian Benar. Pelaksanaan vippasana bhavana (Meditasi untuk meraih pandangan terang) akan membuat diri kita memiliki perhatian yang benar. Kita dilatih untuk senantiasa mengadakan perenungan-perenungan terhadap tubuh, perasaan, keadaan bathin dan bentuk-bentuk pikiran agar tidak terkontaminasi (terkotori) dengan hal-hal yang sifatnya negatif.

C) Konsentrasi Benar. Dengan dimilikinya konsentrasi benar, kita akan selalu berusaha menekan hawa-hawa nafsu pikiran yang tidak sehat dan keinginan-keinginan indera yang tidak baik. “Pikiran yang terarahkan secara benar, membuat seseorang menjadi mulia dan memperoleh pahala baik, melebihi apa yang diberikan oleh ibu, ayah atau sanak keluarga”. Citta Vagga III : 43.

C. Prajna Gandha adalah memiliki kebijaksanaan yang harum. Sabda Buddha: “Rago doso mado moho yattha panna na gathati: dimana terdapat nafsu, kebencian, kemabukan dan kedunguan, disitu tidak terdapat kebijaksanaan”. Agar kebijaksanaan ini bisa diraih, maka harus memiliki :

a) Pikiran benar yang tidak mementingkan diri sendiri dan tidak terpengaruhi oleh “sang aku” serta penuh dengan cinta kasih dan tanpa juga tanpa adanya unsur-unsur kekerasan.

b) Pengertian benar yang bisa menerima kebenaran-kebenaran yang terjadi dalam alam semesta ini dan bisa mengerti/memahaminya. Jika mengerti/paham bahwa ketidakkekalan adalah hal yang pasti terjadi maka tidak akan ada kekecewaan dan kefrustasian dalam hidup ini.

Ada 2 jenis pengertian benar:

A) Anubodha yaitu pengertian tentang ilmu pengetahuan, timbunan dari ingatan-ingatan atau pemahaman-pemahaman secara intelek akan sebuah pokok persoalan, yang disesuaikan dengan data-data tertentu. Pengertian benar ini, hanya bisa melihat sesuatu dari kulit luarnya saja dan tidak mampu menganalisanya lebih detail. Jika melihat suatu objek, akan langsung dikomentari, yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Melihat tempat bunga, langsung dikatakan bahwa itu adalah pot bunga, padahal yang sesungguhnya, itu adalah bentukan dari kumpulan-kumpulan tanah.

B) Pativedha yaitu menembus / melihat benda-benda dengan sebenarnya. Ini akan bisa diraih jika rutin melaksanakan meditasi hingga pikiran ini, benar-benar bersih dari noda.

D. Ayatana Gandha (Harumnya indriya). Ada 6 (enam) macam indriya:

1) Cakkhundriya (Indriya mata), yang berfungsi untuk melihat atau menganalisa.

2) Sotindriya (Indriya telinga), yang berfungsi untuk mendengar atau mengetahui.

3) Ghanindriya (Indriya hidung), yang berfungsi untuk membaui atau merasakan.

4) Jivhindriya (Indriya lidah), yang berfungsi untuk merasakan dan mengecapi.

5) Kavindriya (Indriya jasmani), yang berfungsi untuk merasakan panas/dinginnya suatu lingkungan.

6) Manindriya (Indriya pikiran), yang berfungsi untuk mengkreasi dan pengembangan bathin.

“Dimanapun para suciwan bertinggal, di pedusunan ataupun dihutan, di dataran rendah ataupun di bukit, tempat itu niscaya ; menjadi tempat yang menyenangkan atau ber aroma yang harum semerbak”. Arahanta Vagga VII : 98. Sabbe satta sabba dukkha pamuccantu–sabbe satta bhavantu sukhitata: Semoga semua makhluk terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia.. sadhu,..sadhu,..sadhu.

Close Ads X
Close Ads X