Cukup Minta Maaf

Gegap gempita peresmian SEA Games ke-29 di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur, Sabtu 19 Agustus 2017 malam, membuat semua mata yang memandang baik langsung maupun lewat kaca televisi akan berdecak kagum.

Sebuah hajat besar berskala internasional yang mengusung tema “Bersama Kita Juara” menunjukkan niat baik Malaysia sebagai tuan rumah untuk merajut persahabatan dan menyatukan komunitas rantau ASEAN melalui ajang olahraga.

Namun demikian, dalam kemeriahan itu, panitia penyelenggara telah mempermalukan dirinya sendiri dan lebih lagi pemerintah Malaysia merasa sangat malu karena keteledoran panitia memasang gambar bendera Indonesia dalam posisi terbalik di buku panduan SEA Games 2017.

Kesalahan lain juga terjadi pada penempatan bendera negara Thailand sebagai juara umum 2011 yang seharusnya bendera Indonesia.

Kini Malaysia sudah sangat malu kepada dunia Internasional karena jelas saat ini semua mata sedang tertuju kepada negara di ujung benua Asia ini. Tanpa kita protes dan ribut pun, mereka akan memohon dengan segala kerendahan hati karena mereka ingin sekali agar perhelatan akbar yang sedang berlangsung di negaranya benar-benar sempurna tanpa cela.

Bagaimana menyikapi pemerintah dan masyarakat Indonesia yang selama ini sering disebut-sebut sebagai negara sahabat, negara serumpun dan negara yang bersaudara ibarat Abang-Adik?

Tentu tak tergambarkan, kepada dunia saja malu karena akan dinilai tidak profesional menyikapi bendera negara lain, apa lagi kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia yang merasa harga dirinya “dilecehkan”, tentu Malaysia merasa sangat malu dan bersalah.

Dalam hal ini, pemerintah dan rakyat Indonesia sangat pantas sekali untuk kecewa dan marah. Wajar kalau sudah ribut di media sosial karena itulah cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat secara spontan.

Hal demikian bisa dilihat apabila terjadi sebaliknya, pemerintah dan rakyat Malaysia juga akan kecewa dan marah berbuntut protes bila bendera mereka dipasang dalam posisi terbalik.

Diterima atau tidak permohonan maaf ini, itu tergantung kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia. Sebaiknya kita tumpukan kepada jalannya SEA Games dan mendukung sepenuhnya atlet kita yang sedang berlaga.

Kasus kecerobohan panitia penyelenggara SEA Games 2017 jelas membuat kontingen Indonesia terganggu, dan itu sangat wajar sekali, namun SEA Games harus terus berlangsung dan atlet Indonesia harus terus berjuang memburu medali untuk membalas kekecewaan itu dengan kemenangan besar.

Kasus fatal ini bagi siapa saja pasti merasa tidak nyaman. Semua pihak dan kepada semua negara ASEAN, ini menjadi pelajaran berharga supaya lebih hati-hati terutama terkait lambang negara dan data.

Siapa saja bisa salah dan khilaf, tetapi bukan berarti siapa saja boleh melakukan kesalahan dan kehilafan yang akhirnya hanya cukup dengan kata “maaf” untuk diredahkan karena peristiwa ini selamanya akan teringat. (*)

Close Ads X
Close Ads X