Ciptakan Budaya Rukun dan Damai

Oleh : Seli Alfianti
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang istimewa dan unik. Keistimewaan itu terletak pada kekayaan alam yang melimpah ruah dan mempunyai banyak pulau. Sedangkan keunikan itu terletak pada keragaman budaya yang dimilki setiap daerah masing – masing.

Budaya adalah kata yang sering kita temui selama ini, baik dalam kehidupan sekolah maupun kehidupan kita di dalam masyarakat. Budaya sudah melekat di dalam hidup setiap masyarakat. Bahkan ketika berpindah tempat tinggal budaya itu tetap melekat. Kebudayaan juga mampu menyatukan masyarakat menjadi satu sehingga hidup rukun dan damai.

Banyak orang yang berkata bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang Ber-Budaya. ada be­ragam Suku, Agama, dan Bu­daya juga Kebiasaan dengan keunikan masing-masing. Tapi sadarkah anda bahwa ada beberapa Budaya yang sudah melekat dengan Budaya Kita ini yang hampir Luntur. Bahkan Nyaris Tenggelam dalam Era Globalisasi.

Masyarakat yang hidupnya teratur dalam ikatan sosial yang kuat akan memberikan rasa aman dari berbagai bentuk ancaman. Jika suatu bangsa tidak mempunyai ciri khas atau ciri khasnya telah memudar karena suatu hal, bangsa tersebut akan mengalami perubahan sikap dan tatanan kehidupan yang terjadi pada masyarakatnya.

Inilah tantangan internal budaya bangsa yang saat ini mulai pudar yang perlu kita glorifikasikan kembali dalam suasana kebangsa­an yang dipengaruhi oleh berbagai nilai-nilai dan budaya asing. Konsepsi negara tata tentram kertara harja akan terwujud, dan Indonesia akan menjadi rumah yang damai dan aman serta masyarakatnya memiliki etos kerja yang tinggi dalam mewujudkan negara berkesejahteraan.

bila Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dijalankan sepenuhnya oleh kita semua. Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah nilai luhur yang lahir dari perenungan, pencarian, pendalaman dan perumusan tentang dasar dari menyatukan Indonesia dalam dimensi budaya yang beranekaragam, menyatukan Indonesia dalam cita-cita bersama sebagai suatu bangsa yang berdiri di atas semua golongan.

Selain itu Indonesia terkenal sebagai negara yang sangat ramah sejak zaman dahulu. Keramah – tamahan itu berarti baik hati, menarik budi bahasanya, tutur katanya, suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan. Dan ramah – tamah itu tidak akan pernah luntur meskipun saat ini banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia serta dapat membaur menjadi satu dalam era kehidupan yang serba digital. Keramahan itu membuat masyarakat hidup rukun dan damai di dalam satu lingkungan.

Ada beberapa contoh ke­ramahan yang dimilki masyarakat indonesia dalam kehidupan sehari – hari antara lain sebagai berikut, dalam kehidupan keluarga. Keluarga adalah bagian utama dalam kehidupan, dimanapun kapanpun kita tetap membutuhkan keluarga, baik dalam keadaan senang maupun susah. Untuk membuktikan hal tersebut tidak membutuhkan suatu pernyataan yang menguatkan masih ada hubungan antar keluarga dimanapun dan kapanpun kita berada.

Namun semua itu dapat kita lakukan setiap saat baik de­­ngan se­ngaja maupun tidak se­ngaja kita melakukan misalnya dengan menyapa atau memberi­kan ucapan selamat pada saat yang tepat, mencurahkan seluruh kasih sayang dengan ikhlas dan tulus, bisa juga menunjukan sikap peduli terhadap anggota keluarga.

Selanjutnya, dalam kehidupan di sekolah. Ramah – tamah perlu ditanamkan terhadap anak – anak sejak kecil, yaitu dimulai dari ramah terhadap teman, guru, dan semua warga sekolah. Misalnya saling ucap salam, membantu meringankan beban yang sedang dihadapi. Apabila ramah – tamah sudah terbina dalam diri siswa maka siswa akan mudah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, dan tentunya kerja samapun juga akan terwujud dengan sendirinya. Sepeti kerjaasama murid dengan guru, yang saling berkomunikasi satu dengan lainnya.

Yang terakhir, dalam kehidupan di lingkungan tempat tinggal. Untuk mendapatkan tempat yang aman, tentram, damai kita juga memerlukan interaksi yang baik dengan lingkungan, keakraban dengan tetangga, serta informasi – informasi yang menciptakan kerukunan antar tetangga. Ditempat itulah kita dapat melepas lelah, beristirahat yang cukup, dan berlindung. Hal ini dapat kita buktikan misalnya dengan gemar tegur sapa yang baik, menghadiri hajatan tetangga yang sedang mendirikan rumah atau biasanya disebut dengan istilah gugur gunung.

Semua kegiatan tersebut me­rupakan budaya yang su­dah terjalin sejak lama. Jika di Indonesia memiliki kebiasaan tersebut, maka belum tentu di negara lain melakukan hal yang sama. Semua kebiasaan itu muncul dari budaya, budaya yang turun menurun diajarkan hingga akhir zaman. Jika tidak mau budaya luntur maka harus dijaga.

Dalam Aksi demo 4 November kemarin berujung damai. Walaupun aksi tersebut sempat ricuh dan mengalami banyak kerusakan namun semua itu berjalan dengan lancar dan berujung damai. Seperti berita di salah satu media cetak, penulis mengambil kutipan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui terus menjalin konsolidasi dengan para tokoh politik dan agama agar situasi pasca aksi 4 November tetap dingin.

Jokowi yang berada di Istana Kepresidenan Bogor menggelar video conference dengan diaspora di gedung pertemuan Sydney Showground, Sydney Olympic Park Australia. Dia meminta maaf karena tidak bisa hadir langsung karena harus menjaga kondisi yang telah membaik.

Jokowi menuturkan bahwa stabilitas politik dalam negeri juga tidak ada masalah. Tapi masih memerlukan konsolidas-konsolidasi politik dan kenegaraan. Dia menuturkan upaya untuk mendinginkan suasana itu akan dilakukan terus dalam minggu-minggu ini. Kondisi yang aman dan damai itu akan menjadi jaminan pada pembangunan di dalam negeri.

Perbedaan adalah sesuatu alami dan wajar. Perbedaan itu terdapat disekeliling kita. Indonesia adalah negara yang kaya akan ragam budaya dan suku bangsa. Setiap suka bangsa memiliki kebudayaan sendiri-sendiri. Tentunya banyak sekali perbedaan yang ada. Justru dengan adanya perbedaan tersebut, kita jadikan suatu kekayaan sehingga tercipta suasana yang aman, tentram dan harmonis.
*) Penulis adalah Mahasiswi FKIP UMSU

Close Ads X
Close Ads X