Suci Pelatih Terbaik Jujitsu 2018

Medan – Menjadi seorang jujitsan sepertinya sudah menjadi mendarah daging bagi mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI Medan ini. Sudah 11 tahun ia berkecimpung di dunia olahraga bela diri tersebut. Hal inilah yang akhirnya menjadikan Suci Anggi yang berdomisili Jalan Sutomo Ujung ini menjadi pelatih terbaik 2018 ilmu seni bela diri asal Jepang itu.

Pemberian prestasi pelatih terbaik bukan sembarangan diberikan kepada jujitsan, tetapi harus memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan Ketua Dewan Pelatih (KDP). Syarat tersebut terpenuhi oleh anak kedua dari tiga bersaudara ini, yakni disiplin yang baik, cara melatih, tanggung jawab dan memiliki semangat untuk pengembangan jujitsu.

Raihan prestasi yang berhasil diraih dari anak pasangan berbahagia Muhammad Harun dan Afdoliah membuat tanggungjawabnya semakin besar untuk membesarkan jujitsu di Sumut. Apalagi prestasi tersebut dinobatkan kepada jujitsan yang dilahirkan di Medan bersamaan dengan perayaan hari jadi jujitsu ke-48 yang digelar di Dojo PDAM Tirtanadi Jalan SM Raja Medan, Minggu (8/4).

Dojo PDAM Tirtanadi kembali menorehkan prestasi melalui perjuangan jujitsan berdarah Dayak ini. dirinya berhasil menyumbangkan emas untuk kontingen Medan dalam laga kelas D putrid pada arena Kejuaraan Daerah (Kejurda) memperebutkan Piala Gubsu 2017, yang digelar di Garuda Plaza Hotel Medan.

“Alhamdulillah dan terimakasih kepada KDP dan rekan-rekan sesama jujitsan atas penghargaan yang telah diberikan. Semoga penghargaan ini menjadi pembangkit untuk menjadi yang lebih baik lagi. Terimakasih juga untuk para pelatih-pelatih jujitsu lainnya yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama menekuni jujitsu”ujar Suci di Medan, Minggu (22/4).

Penyandang sabuk hitam Dan I ini menuturkan penghargaan yang diterima membuat semakin tertantang dan menjadi bertambah semangat untuk mengembangkan serta memajukan jujitsu di Sumut. Selain itu, memberikan materi latihan secara teori dan praktek kepada jujitsan sehingga tercipta jujitsan yang handal dan tangguh untuk membukukan prestasi bertaraf regional, nasional dan internasional.

Peraih jujitsan terbaik 2017 ini, berharap agar PBJI Sumut dapat menggelar Kejurda minimal setahun sekali. Pasalnya, Kejurda selain berorientasi prestasi, Kejurda dapat menjadi ajang untuk mempromosikan olah raga bela diri jujitsu kepada masyarakat di Sumut. Selain itu, Kejurda pun diharapkan menjadi parameter untuk menilai perkembangan teknik jujitsu di setiap dojo di Sumut, mengasah kemampuan atlet, mencari bibit-bibit atlet potensial.

“Sebagai bagian dari keluarga besar jujitsu Sumut berharap ke depannya akan muncul atlet potensial yang tidak hanya berprestasi di tingkat Sumut tapi juga nasional dan internasional. Apalagi, jujitsu sudah diakui secara internasional dan dipertandingkan pada ajang multieven besar seperti SEA Games, Asian Games, hingga olimpiade. Untuk taraf internasional jujitsan Sumut telah berhasil menyumbangkan medali untuk kontingen Indonesia,” tutup jujitsan yang dilahirkan 21 tahun silam ini. (bambang nl-adp)

Close Ads X
Close Ads X