Rossi Akhiri Periode Buruk

Austin – Keberhasilan bercokol di puncak klasemen sementara MotoGP 2017 punya arti sangat penting bagi pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi. Menurut The Doctor, duduk di pucuk klasemen menjadi penanda akhir dari periode buruk yang dialaminya sejak pengujung musim MotoGP 2015.

Rossi mengkudeta Maverick Vinales dari puncak klasemen setelah MotoGP Austin di Circuit of the Americas, Minggu (23/4). Pada seri tersebut, Rossi hanya menjadi runner-up, namun diuntungkan dengan kegagalan Vinales merampungkan balapan akibat mengalami crash.

“Saya bisa kembali ke puncak klasemen MotoGP setelah situasi yang sulit pada 2015 dan ini seperti rematch kecil-kecilan. Rasanya seperti berhasil mengatasi periode buruk dan itulah sebabnya saya senang,” ujar Rossi dalam sesi wawancara dengan media Spanyol, AS, Senin (24/4).

Pengujung musim 2015 memunculkan kenangan pahit bagi Rossi. Dia kehilangan kans memenangi meraih gelar juara dunia ke-10 yang sudah di depan mata. Gara-gara kena penalti sehingga harus start dari posisi terakhir di MotoGP Valencia 2015, Rossi hanya finis di posisi keempat. Gelar juara dunia terbang ke dekapan rekan setimnya saat itu, Jorge Lorenzo, yang juga menjuarai MotoGP Valencia. Fakta itu sangat menyesakkan karena Rossi unggul hampir di sepanjang musim.

Periode itu terasa lebih buruk karena Rossi juga terlibat perselisihan dengan pebalap Honda, Marc Marquez. Rossi menuding Marquez sengaja membantu Lorenzo untuk mencegah dirinya menjadi kampiun MotoGP 2015. Perselisihan panas itu mencapai puncak ketika Rossi dan Marquez terlibat clash pada MotoGP Malaysia 2015. Clash itu berbuntut penalti untuk Rossi sekaligus awal buyarnya mimpi meraih gelar juara dunia ke-10.

Namun, setelah kembali gagal pada MotoGP 2016, Rossi mulai kembali optimistis menatap pacuan juara musim ini. Pebalap yang identik dengan nomor 46 tersebut menempati puncak klasemen sementara meski belum pernah naik podium tertinggi pada musim ini.

The Doctor mengantongi 56 poin, unggul enam angka atas rekan setimnya, Vinales. Posisi ketiga dihuni Marquez, yang menjuarai MotoGP Austin, dengan mengoleksi 38 poin.

“Saya punya 23 poin lebih banyak dibanding tahun lalu dan saya merasa sangat baik dalam mengendarai motor ini. Kami bekerja dengan baik dan dengan atmosfer yang baik juga,” ujar Rossi. “Ini juga hasil terbaik saya di Austin, karena sebelumnya saya tak pernah finis kedua. Saya sangat senang.”

Meski berada di puncak, namun Rossi tak boleh puas karena musim balapan masih panjang dan ia juga harus selalu menang.

Musim masih sangat panjang untuk lantas menjagokan Rossi bisa mempertahankan posisinya dan kemudian mewujudkan target besar meraih gelar juara dunia nomor 10. Rossi harus mulai meraih kemenangan jika ingin merealisasikan hal itu, alih-alih sekadar puas dengan posisi di podium.

“Dia tidak lebih cepat dibanding dua rivalnya, mempertimbangkan usianya kini. Bagaimanapun juga dia cerdas dan pintar,” ucap Carlo Pernat, pengamat MotoGP asal Italia yang kini jadi manajer Andrea Iannone. “Dia harus mulai meraih kemenangan dan tidak bisa hanya puas dengan posisi dua dan tiga.”

Akui Salah
Di sisi lain, pebalap Yamaha Tech3, Johann Zarco, mengakui kesalahannya pada balapan MotoGP Austin yang berlangsung di Circuit of the America (COTA). Rider asal Prancis itu menyebut tak berniat mencari masalah dengan Rossi.

“Mungkin saat itu saya terlalu mencoba untuk menyalipnya sehingga justru membahayakan Rossi. Saya justru ingin belajar banyak dari Rossi dan tidak berniat mencari masalah apapun,” ujar Zarco, Senin (24/4).

Pada lap ketujuh, Zarco dan Rossi terlibat insiden yang membuat The Doctor terkena penalti 0,3 detik setelah dianggap mengambil keuntungan karena menggunakan sisi lintasan. “Saya ingin mengejar grup terdepan saat itu sehingga saya sebisa mungkin mengejar Rossi. Mungkin saya terlalu dekat yang untungnya kejadian itu tidak membahayakan kami berdua,” sambungnya.

Usai insiden dengan Zarco, Rossi kembali tampil cemerlang dan mengambil alih posisi kedua dari rider Repsol Honda, Dani Pedrosa. Hukuman penalti yang diterima peraih sembilan gelar juara dunia tersebut pada akhirnya tak berarti apapun karena selisih wakrtu dengan Pedrosa lebih dari 0,3 detik.

Jika Rossi berhasil menduduki posisi kedua pada balapan MotoGP Austin, Zarco justru harus finis di urutan kelima usai disalip pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow.

(blc-dc)

Close Ads X
Close Ads X