KONI Sumut Minta Penjelasan Dicoretnya Srunita

Medan – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Utara meminta kejelasan terkait pencoretan karateka Sumut Srunita Sari Sukatendel dari Pelatnas oleh PB FORKI.

Srunita yang meraih emas SEA Games 2017 di Pelatnas, yang merupakan persiapan menuju Asian Games 2018, terdepak dari Pelatnas bersama tiga karateka lainnya.

Keempat karateka tersebut diantaranya Sisilia Ora (kata perorangan), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg), Cok Istri Agung Sanistyarani (kumite -55 kg), dan Ahmad Zigi Zaresta Yuda (kata perorangan putra).

Ketua KONI Sumut John Ismadi Lubis mengaku telah mendengar kabar pencoretan keempat karateka dari Pelatnas, termasuk nama Srunita Sari. Namun belum mengetahui apa penyebab apa dasar pencoretan.

“Setahu kami memang di SK Asian Games tidak ada lagi namanya (Srunita-red). Makanya, kami masih mau tanya apa permasalahannya. Kami masih menyelidiki juga apa penyebab mereka dicoret,” jelas John di Kantor KONI Sumut, Jalan Williem Iskandar, Medan, kemarin.

Meski sudah tidak terdaftar lagi di SK Pelatnas, lebih anehnya KONI Sumut belum menerima surat resmi dari PB Forki terkait pemecatan Srunita dari Pelatnas.

“Kita nggak tahu konflik yang terjadi, dan kami masih menunggu laporan secara resmi dari PB Forki. Kita gak tau apa masalah dia (Srunita) apakah dia dihukum, karena sampai saat ini kami tidak dapat surat,” tutur Jhon.

John mengaku kecewa dengan cara yang dilakukan PB FORKI dimana meminta atlet Sumut untuk mengikuti pelatnas namun tidak mengatakan dengan cara yang baik untuk memulangkan.

“Padahal PB dari awal sewaktu meminta atlet kita baik-baik pakai surat. Harusnya waktu mengembalikan juga harus ada. Tapi, sekarang pun kami belum ada menerima surat dari mereka bahwa dia tidak ada lagi di pelatnas,” cetusnya dengan suara tegas.

Bahkan menurutnya dengan pencoretan Srunita dan tiga atlet lainnya, malah merugikan Indonesia di Asian Games 2018, disebabkan mereka merupakan peraih medali di SEA Games 2017 Malaysia, termasuk Srunita dan Cok Istri Agung Sanistyarani yang merupakan peraih emas.

“Dia (Srunita) sekarang andalan Indonesia. Apalagi sekarang dia ranking tujuh di WKF itu rangking dunia karate. Anak-anak ini harusnya dibina bukan malah dicampakkan seperti ini. Malah akan jadi kerugian bagi Indonesia sendiri,” tegasnya.

Saat ini langkah yang dilakukan KONI Sumut untuk menanyakan kejelasan para atlet ini adalah dengan berkoordinasi secara lisan dengan KONI Pusat untuk memediasi penyelesaian masalah ini.

“KONI Sumut hanya meminta kepada KONI Pusat, tolong supaya masalah ini diselesaikan secara arif dan bijaksana. Saya secara lisan juga telah meminta KONI Pusat untuk menyelesaikan masalah ini. Kita harapkan secepatnya PB Forki bisa selesaikan secara arif dan bijaksana karena terkait masa depan atlet,” bebernya.

Terakhir John berharap permasalahan ini dapat segera diselesaikan seluruh stakeholder olahraga dan juga pemerintah untuk mencari solusi yang arif dan bijaksana.

Kalau ada persoalan kita selesaikan secara bijaksana dan musyawarah. Ada KONI, PB Forki, KOI dan Menpora, ini harusnya duduk untuk mengetahui masalah sebenarnya. Apakah atlet tersebut masih bisa dibina atau tidak,” tutupnya. (bambang-adp)

Close Ads X
Close Ads X