Tren Kejahatan Lapas Meningkat Jelang Lebaran

Jakarta – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly mengatakan, kriminalitas di lembaga pemasyarakatan meningkat jelang Hari Raya Idul Fitri. Banyak narapidana yang berusaha kabur dari lapas karena ingin menikmati suasana lebaran bersama keluarga.

“Sekarang soal pelarian napi biasanya dekat-dekat ini kriminalitas tinggi, di dalam (lapas) banyak yang mau keluar,” kata Yasonna saat ditemui di Gedung Kementerian Pertahanan, Rabu (21/6).

Menurut Yasonna, para narapidana yang ada di penjara kebanyakan ingin keluar karena rindu ingin berjumpa dengan anak. Namun ada juga yang berusaha kabur karena didasari niat jahat.

“Seperti di Tanjung Gusta (Medan), tren itu benar-benar terlihat,” kata dia.

Di Lapas Klas 1 Tanjung Gusta, Medan, empat narapidana berusaha melarikan diri. Namun upaya ketiga orang di antaranya digagalkan sete­lah mobil yang mereka tumpangi me­nabrak tiang listrik tak jauh dari lapas.

Yasonna menjelaskan kejahatan yang terjadi di lapas sulit untuk dibendung karena sifat dasar manusia memang bisa mengulangi kesalahan.

Selain persoalan narapidana kabur, masalah peredaran narkoba hingga fasilitas mewah di dalam lapas pun menjadi sorotan Kemenkumham.

Yasonna mengatakan, permasalahan narkoba harus dilawan dengan program rehabilitasi. Namun program ini juga bisa menjadi pedang bermata dua karena pada akhirnya mereka yang berkaitan dengan narkoba saling berkumpul dan berujung pada perdagangan di dalam lapas. Kasus di Cipinang, misalnya.

Bukan hanya keterlibatan para narapidana, perdagangan narkoba di lapas juga bisa merembet ke petugas yang menjadi kurir narkoba.

“Itu biasanya berpangkat 2a dan 2b, pangkat rendah. Kasihan juga tapi kami lakukan penindakan keras,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Persoalan di Lapas Kerobokan, Bali, juga mendapat perhatian Yasonna. Kasus kaburnya narapidana hingga kerusuhan di dalam lapas yang berkali-kali terjadi, kata Yasonna, membuat lapas itu masuk kategori “tidak benar”.

Yasonna mengatakan, pemin­dahan lapas di Bali tidak mudah dilakukan karena harga tanah di Bali mahal. Menurutnya, pemerintah telah mencari tanah yang cocok untuk pemindahan lapas. (cnn)

Close Ads X
Close Ads X