Gerindra Anggap Ridwan Kamil Anak Nakal | Desy Ratnasari Siap Diusung untuk Pilkada Jabar

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh (kiri) bersama Ridwan Kamil (kanan) berjalan usai mengikuti acara Deklarasi Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jabar 2018-2023 yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Monumen Bandung Lautan Api, Jawa Barat, Minggu (19/3). Ridwan Kamil siap mengikuti Pilkada untuk mendapatkan posisi Gubernur Jabar. ANTARA FOTO/Agus Bebeng/pd/17

Jakarta – Nama Desy Ratnasari menjadi salah satu yang disiapkan Partai Amanat Nasional ( PAN) untuk Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018. Terkait hal tersebut, Desy mengaku siap mengikuti perintah partai.

“Sebagai kader partai harus siap. Kapan pun di mana pun,” tutur Desy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/4).

Menurut Desy, persiapan untuk maju sebagai kepala daerah melibatkan banyak hal, termasuk sinergitas dengan figur yang akan disandingkan.

Sebab, jika dua orang yang kurang cocok disandingkan dalam kontestasi Pilkada, kata dia, malah akan membuat repot. Desy bersyukur mendapat kepercayaan sebagai salah satu nama yang disiapkan partai untuk maju ke Pilkada Jabar.

Namun, ia menegaskan hingga hari ini belum mengetahui apakah dirinya dipersiapkan untuk menjadi calon gubernur atau calon wakil gubernur. Belum ada diskusi intensif yang digelar untuk membahas hal itu.

“Saya sih disuruh jadi apa saja kata Ketua Umum Pak Zul ( Zulkifli Hasan) selalu menyampaikan, katanya ‘jadi gubernur, maju. Jadi wakil gubernur, maju’,” kata anggota Komisi VIII DPR itu.

Desy mengakui, ada beberapa partai yang menjalin komunikasi dengan PAN untuk berkoalisi di Pilkada Jabar. Namun, Desy mengaku selalu berusaha untuk tak berkomunikasi langsung dengan partai manapun.

“Ke DPP saja. Karena DPP memiliki berbagai pertimbangan yang lebih luas ketimbang saya pribadi,” ujarnya.

Anak Nakal

Sementara itu, Partai Gerindra tak akan mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018. Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid, mengatakan hal itu disebabkan Ridwan Kamil telah meninggalkan partai pimpinan Prabowo Subianto.

“Itu kan masalahnya, dia yang bermasalah. Silakan cek ke semua. Gerindra amat sangat baik ke Ridwan Kamil, kami tidak pernah menganggu, merongrong. Jadi sangat aneh dia meninggalkan Gerindra,” ujar Sodik di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/4).

Seperti yang diketahui, Emil sapaan Ridwan, telah menyatakan maju sebagai calon gubernur Jawa Barat. Partai NasDem yang kemudian mendeklarasikan dukungan kepada Emil.

Padahal sebelumnya, kata Sodik, Emil diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera pada Pilkada di Kota Bandung 2013.

“Ya bayangkan, orang yang dulunya, saya sebagai saksi lho, mencari dukungan dari Gerindra kemudian kami dukung, setelah didukung untuk mengatakan jadi kader saja tidak mau,” katanya.

Lebih lanjut Sodik mengatakan, “Kasarnya satu rupiah pun kami tidak pernah meminta, nah kemudian karena ada masalah lain, dia meninggalkan.”

Emil, kata Sodik, sama halnya dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang meninggalkan Gerindra. Atas dasar itu, Emil pun diistilahkan sebagai anak nakal.

“‎Anak nakal ya kira-kira begitu,” katanya.

Sementara itu, untuk Pilkada Jawa Barat, Sodik mengatakan partainya berpeluang besar untuk membangun koalisi kembali dengan PKS seperti pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Sejumlah calon baik dari internal maupun eksternal seperti Dedi Mizwar disebutnya masih digodok di DPD Gerindra Jawa Barat yang akan diputuskan pada awal Mei mendatang sebelum dibawa ke dewan pimpinan pusat.

Sedangkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menjelaskan, salah satu penyebab pihaknya menutup pintu kepada Emil adalah karena didukung Partai Nasdem yang mensyaratkan dukungan kepada Joko Widodo di Pilpres 2019.

“Kalau saya lihat agak susah ya. Kenapa? Karena Pak Ridwan Kamil yang kami baca di media itu didukung Partai Nasdem yang mensyaratkan untuk mendukung Pak Jokowi sebagai calon presiden,” kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Selasa malam (25/4).

Sementara itu, kata Fadli, Gerindra dipastikan akan kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden di 2019. “Ya kalau benar apa yang jadi pemberitaan sudah ada tekan kontrak untuk Pak Jokowi 2019, ya tentu agak berbeda kepentingan kami,” katanya.

(kcm/cnn)

Close Ads X
Close Ads X