Dikira Teroris, Salah Tembak Satgas Tinombala Tewas

Jenazah Sersan Dua Muhamamd Ilman (27) anggota Intel Korem 132 Tadulako yang bertugas di Satgas Tinombala Poso, tiba di aula Brigif Ota Manasa Batalyon 711, di Palu, Sulawesi Tengah (27/7) malam. Ilman dan enam anggota satgas lainnya korban salah tembak sejumlah pasukan satgas yang berpatroli disekitar desa Towu, kecamatan Poso Pesisir Utara. Ilman tewas terkena peluru di bagian kepala tembus ke leher. ANTARAFOTO/Zainudin MN/pd/16
Jenazah Sersan Dua Muhamamd Ilman (27) anggota Intel Korem 132 Tadulako yang bertugas di Satgas Tinombala Poso, tiba di aula Brigif Ota Manasa Batalyon 711, di Palu, Sulawesi Tengah (27/7) malam. Ilman dan enam anggota satgas lainnya korban salah tembak sejumlah pasukan satgas yang berpatroli disekitar desa Towu, kecamatan Poso Pesisir Utara. Ilman tewas terkena peluru di bagian kepala tembus ke leher. ANTARAFOTO/Zainudin MN/pd/16

Jakarta – Kabar mengejutkan terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Seorang anggota TNI bagian intelijen yang tergabung dalam Satgas 1 Tinombala Sersan Dua M. Ilman diduga tertembak oleh tim Brimob.

Hingga saat ini TNI berupaya mencari kebenaran kejadian ter­sebut. Dari kronologi yang bere­dar, disebutkan M. Ilman sedang yang tergabung dalam Satgas 1 Tinombala sedang mencari tim bunan senjata. Na­mun, tim Brimob justru mengira M Ilman dan kelompoknya meru­pakan kelompok Santoso yang sama-sama mereka buru.

Tim Brimob akhirnya memu­tuskan menembaki kelompok tersebut. Naas, M Ilman tertembak pada bagian kepala dan akhirnya meninggal. Belakangan, tim Brimob baru menyadari bahwa kelompok yang ditembakinya adalah tim Satgas 1 Tinombala.

Dikonfirmasi terkait peristiwa tersebut, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen Ta­tang‎ Sulaiman mengaku sedang mengecek kebenaran kejadian terse­but. “Saya sedang pastikan ke Satgas Tinombala,” jelasnya.

Sayang, Wakil Komandan Satgas Operasi Tinombala Kombespol Leo Bona Lubis‎ belum bisa dihubungi karena handphonenya sedang tidak aktif. Di lokasilain, Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya,‎ ada kesalahan komunikasi sehingga kontak senjata terjadi antara kedua belah pihak.

“Ya benar. Insiden salah lirik sasaran terjadi.‎ Saat ini tim propam dan kakorbrimob diberangkatkan untuk pimpin pemeriksaan terhadap anggota Brimob Satgas Tinombala terkait peristiwa tersebut. Kapolda Sulteng dan Danrem Sulteng terus laksanakan koordinasi. Situasi tetap terkendali,” kata Boy saat dihubungi.

Menurut Boy, hanya satu orang korban jiwa dalam insiden ter­sebut. Boy juga mengklaim bahwa bukan hanya Sat Brimob saja yang melakukan serangan kepada tujuh anggota Satgas I Intelijen Tinombala yang dikabarkan tengah melaksanakan tugas menindaklanjuti info terkait penimbunan sanjata api di sekitar Tower Desa Towu‎. “Yang mengepung dari Satgas Tinombala gabungan Polri dan TNI. Sudah dipanggil dengan bahasa sandi, tapi tidak menjawab,” jelas Boy.

Pasca insiden, Satgas Operasi Tinombala berhasil menemukan senjata api jenis SS2 yang disembunyikan istri Santoso, Jumiatun Muslimayatun alias Delima. Senjata tersebut diambil Delima dari Santoso setelah suaminya itu tersungkur terkena tembakan petugas.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi mengungkap bagaimana asal-mula Santoso bisa memiliki senpi jenis senapan serbu 2 atau SS2 buatan PT Pindad itu.
“Itu senjata punya anggota yang ditembak sama kelompok Santoso di Poso. Anggota yang tertembak baku tembak dengan kelompok Santoso, direbut senjatanya, diambil senjatanya, dibawa lari,” kata Rudy.

Rudy menjelaskan, baku tembak itu terjadi pada tahun 2015 lalu. Artinya, sudah sekitar setahun Santoso memegang senjata hasil rampasan dari tangan petugas itu. Senpi SS2 itu dipegang Santoso saat baku tembak dengan Satgas yang menewaskan Santoso di Pegunungan Biru, Jambarana, Poso Pesisir Utara, petang kemarin. Delima kemudian membawa lari senjata itu.

Namun, kondisi fisik yang semakin lemah membuat Delima akhirnya meninggalkan senjata itu di suatu tempat karena berat. Kepada Satgas, perempuan asal Bima Nusa Tenggara Barat itu memberikan ancer-ancer tempat dia menyembunyikan senjata SS2.

Selain senjata itu, Satgas juga berhasil mengamankan senpi jenis M16 yang dipegang Muchtar pasca baku tembak Senin (18/7) yang juga menewaskan Muchtar. Lalu, berapa pucuk senjata lagi yang diperkirakan dimiliki kelompok Santoso? “Tiga atau empat ya,” tutupnya. (ant/jp)

Close Ads X
Close Ads X