Medan – Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut), Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengingatkan, pelaku penebar teror maupun kejahatan lainnya untuk mencoba-coba melakukan kejahatan di tengah masyarakat. Karena instruksi diberikan adalah untuk menembak langsung kepala pelaku teror.
“Jangan ada yang mencoba-coba untuk melakukan teror. Saya langsung tembak jidatnya (kepala). Jadi, urungkan saja niat melakukan kejahatan,” tegas Kapolda Sumut selesai apel gabungan Polri dengan TNI di Lapangan Benteng Medan, Sumut, Rabu (28/12).
Apel gabungan itu dihadiri Panglima Komando Daerah Militer I Bukit Barisan, Mayjend TNI Lodewyk selain Kapolda Sumatera Utara, Irjend Rycko Amleza Dahniel, Kepala Korps (Kakor) Brimob Mabes Polri, Irjend Murad Ismail dan Asisten Operasional Gegana Brimob Mabes Polri, Irjend Unggung Cahyono.
Kapolda mengatakan, pasukan gabungan sudah siap melakukan pengamanan dalam mengamankan arus mudik menjelang dan sampai memasuki pergantian Tahun Baru, 1 Januari 2017. Bahkan, pasukan Brimob Polri juga diperbantukan melakukan pengamanan untuk di daerah ini.
“Ada sekitar 500 personil bantuan Brimob Polri yang didatangkan untuk melakukan pengamanan. Mereka akan disebar ke sejumlah lokasi keramaian. Pengerahan pasukan ini untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat,” sebutnya.
Selain itu, pengamanan besar-besaran (maksimum security) dilakukan aparat keamanan untuk menjaga kekondusifitasan Sumatera Utara hingga Tahun Baru 2017. Dalam kesempatan tersebut juga dikatakan Kapoldasu, bahwa Sumut dalam kondisi siaga 1 selama Natal dan Tahun Baru.
Terkait dengan simulasi Sispam Kota yang digelar secara besar besaran ini, bertujuan memberikan supervisi berupa pengecekan sistem pengamanan kota dan bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Sementara, Pangdam I/BB, Mayjend Lodewyk Pusung, mengatakan dalam pengamanan Tahun Baru 2017 ini, pihaknya menyiagakan 5.000 prajurit. “Dengan adanya prajurit di tengah masyakat akan memberikan rasa ama dan nyaman,” pungkasnya.
Simulasi Kerusuhan Massa
Pantauan wartawan dalam acara simulasi yang digelar di depan Gedung Pengadilan Negeri (PN) Medan Jl Kejaksaan Medan, Rabu (28/12) kemarin, aksi kerusuhan demonstrasi massa menjadi tema dalam simulasi itu.
Seratusan masa menggelar aksi unjuk rasa lantaran kecewa karena merasa dibohongi atas putusan yang disampaikan majelis hakim. Petugas yang posisinya semakin terdesak terpaksa menyiram air melalui mobil Water Canon milik Sat Sabhara Polrestabes Medan untuk membubarkan massa. Namun massa tetap melakukan pelemparan.
Selain itu, petugas melempar gas asap berwarna kuning untuk membubarkan pendemo yang mulai anarkis, karena banyaknya personel akhirnya pendemo dapat dibubarkan. Bahkan dalam aksi pelemparan itu, membuat seorang petugas terluka.
“Ini merupakan simulasi penanganan aksi demo yang berujung anarkis di Kota Medan. Di sini personel dilatih dalam pengamanan unjuk rasa,” terang Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Sandi Nugroho.
Dalam kegiatan simulasi pengamanan demo ini berjalan cukup lancar. Dimana petugas berhasil membubarkan massa tanpa adanya kontak fisik dengan pendemo. (bowo)