Sumut Kurang Diminati, Kunjungan Wisman Turun 11,61 Persen

Foto udara pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi tampak dari kawasan Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (13/7). Pembangunan jalan tol sepanjang 61,80 km tersebut ditargetkan selesai pada 2017, dan diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara termasuk sektor pariwisata. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/kye/16
Foto udara pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi tampak dari kawasan Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (13/7). Pembangunan jalan tol sepanjang 61,80 km tersebut ditargetkan selesai pada 2017, dan diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara termasuk sektor pariwisata. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/kye/16

Medan – Provinsi Sumatera Utara (Su­mut) sepertinya kurang di­minati oleh wisatawan man­canegara (Wisman), karena kunjungan kian menurun dari tahun ke tahun. Kondisi ini dapat dilihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut yang menyebutkan kun­jungan wisman pada Mei 2016 mencapai 17.628 kunjungan atau turun 11,61 persen atau 19.943 kunjungan dari periode yang sama tahun lalu.

Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Sumut, Bismark S Pardamean mengatakan, wis­man yang berkunjung ke Su­mut melalui tiga pintu masuk men­capai 17.628 kunjungan. Jika dibanding Mei 2015 yang mencapai 19.984 kunjungan atau turun 11,61 persen.

“Kebanyakan dari wisman datang ke Sumut untuk me­la­kukan perjalanan wisata, bisnis, kunjungan religi dan banyak lainnya. Di lihat dari data, ada penurunan kunjungan setiap tahunnya,” katanya, Rabu (13/7).

Secara kumulatif, tambahnya, selama Januari-Mei 2016 jumlah wisman mencapai 82.132 kun­jungan atau turun 17,07 persen di­banding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 99.041 kunjungan.

Persentasi penururunan ter­tinggi terjadi di pintu ma­suk Bandara Kuala Namu In­ter­national sebesar 18,84 persen, me­lalui pintu masuk Pelabuhan Laut Belawan sebesar 9,14 per­sen, sedangkan melalui pintu ma­suk Pelabuhan Laut Tanjung Ba­lai Asahan naik sebesar 1,52 persen.

Ia merincikan, dari 10 negara pasar utama wisman, Malaysia masih mendominasi jumlah kun­jungan yang datang ke Su­­mut sebesar 54,58 persen. Disusul oleh Singapura 6,05 persen, Tiongkok 3,25 persen, Australia 1,78 persen, Thailand 1,60 per­sen, Jerman 1,56 per­sen, Belanda 1,45 persen, Inggris 1,44 persen, Amerika Serikat 1,39 persen dan India 1,15 persen.

“Jumlah wisman dari 10 ne­­gara tersebut adalah 74,23 per­sen kedatangan wisman di Su­mut. Persentase penuru­nan ter­besat terjadi pada wisman asal Jerman sebesar 24,45 per­sen sedangkan untuk peningkatan terjadi pada wisman Tiongkok sebesar 2,73 persen,” tukasnya.

Anggota Komisi X DPR RI, dr Sofyan Tan mengatakan, sebenarnya jika dilihat dari segi keindahan pemandangan, Sumut tidak kalah dengan negara lain. Yang menjadi masalah adalah infrastruktur menuju daerah wisata yang ada di Sumut belum selesai diperbaiki.

Selama ini, kata dia, ada tiga tempat wisata yang menjadi favorit bagi wisman yakni Danau Toba, Berastagi dan Bukit La­wang. Infrastuktur menuju ke tiga tempat tersebut tidak me­nun­jukkan perubahan yang sig­nifikan.

“Misalnya saja Bukit Lawang, ini menjadi primadona bagi turis Eropa tetapi karena jalan menu­ju ke sana belum diperbaiki, se­hingga membuat turis asing enggan untuk berkunjung. Tem­­pat ini sebenarnya sangat ber­potensi untuk mendongkrak jumlah kunjungan ke Sumut yang terus menurun,” tandasnya.

Selain infrastuktur, katanya, masalah lainnya adalah kondisi masyarakat yang sadar wisata masih kurang. Kebanyakan da­ri mereka ingin keuntungan yang besar dengan pelayanan yang apa adanya dan ini akan mem­berikan efek buruk.

“Kejadian sekecil apapun yang tidak mengenakan para turis bisa dengan cepat informasi menyebar melalui media sosial. Mereka yang datang kemari akan membagikan informasi ke yang lain mulai dari sesuatu yang baik hingga yang buruk. Karenanya, baik pemerintah ataupun mas­ya­rakat harus memperbaiki kea­daan ini,” tukasnya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X