PP Muhammadiyah: Tidak Ada Rebutan Kedudukan di Organisasi

Medan – Pengurus Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Drs Marpuji Ali MSi mengingatkan warga Muhammadiyah bahwa persyarikatan sebagai tempat beramal kebajikan bukan tempat berebut kedudukan.

“Muhammadiyah dapat berkembang pesat untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Untuk itu tradisi rebut-rebutan jabatan tidak akan pernah ada di Muhammadiyah,” ungkap Pengurus PP Muhammadiyah Drs Marpuji Ali MSi secara gamblang pada tausyiah Ramadhan 1437 Hijriah, di Gedung Pascasarjana Jalan Denai Medan, Rabu (22/6).

Dalam tausiahnya di hadapan sekitar 700-an warga Muhammadiyah se-Sumatera Utara sekaligus berbuka puasa bersama itu turut dihadiri sejumlah Pengurus Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumut termasuk PDM Tapanuli Tengah, PCM, Ibu-ibu Aisyiyyah dan ortom lainnya.

Terkait hal itu, Marpuji mengingatkan kembali kepada ratusan warga Muhammadiyah tentang pentingnya konsep Islam “Al Baqiat Ash Shalihat” atau meraih amalan yang kekal/abadi di mata Allah Swt yang terdapat pada QS Al Kahfi 46.

Dia menyebutkan, harta dan kedudukan tidak ada artinya apa-apa kecuali simpanan yang abadi di yaumil akhir (Al Baqiat Ash Shalihat). Menurut Marpuji, anjuran agar ber-Baqiat Ash Shalihat tidak hanya dilakukan di Muhammadiyah tetapi dalam posisi dan menjadi apapun, seseorang harus merebut prestasi yang tinggi di mata Allah Swt (Al Baqiat Ash Shalihat).

Dalam konteks berbuka puasa bersama, Marpuji mengajak sivitas akademika UMSU dan ratusan warga Muhammadiyah dan Aisyiyyah yang hadir untuk mengimplementasikan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari baik di universitas, amal-amal usaha Muhammadiyah sampai di rumah tangga.

Jika nilai-nilai itu dilaksanakan dengan cita-cita yang tinggi, ikhlas dan berakhkakul karimah maka hidup ini terasa tenang karena mendapat ridho Allah SWT. Rektor Dr Agussani, MAP mengatakan, kini universitas yang dipimpinnya memiliki 23.000 ribu lebih mahasiswa. Tingginya minat pendaftar itu adalah bagian dari kepercayaan masyarakat dan sekaligus menjadi tantangan untuk terus meningkatkan tata kelola yang mampu bersaing antar perguruan tinggi lainnya.

“Pada Ramadhan ini terus melakukan berbagai kegiatan baik pengajian Ramadhan, seleksi mahasiswa baru sampai kegiatan sosial serta penguatan sistem akademik,” ungkapnya. Begitu juga universitas telah berperan dalam perkembangan Ilmu Falak dengan berdirinya Observatorium Ilmu Falak (OIF) yang tidak lama lagi akan beraktivitas dan mengimbangi observatorium Boscha di Lembang.
(swisma)

Close Ads X
Close Ads X