Medan | Jurnal Asia
Bantuan logistik ke posko-posko penampungan korban erupsi Sinabung ternyata sudah terhenti sejak dua minggu lalu. Situasi ini ternyata tidak diketahui oleh Plt Gubsu HT Erry Nuradi. Hal ini diketahui saat hal tersebut dikonfirmasi langsung kepadanya. “Soal bantuan Sinabung ya, coba nanti saya tanya lagi ke BNPB,” ujar Erry di Kantor Gubernur, Kamis (25/2).
Tak hanya itu, Plt Gubsu pun tidak bisa memberi jawaban pasti terkait kebenaran anggaran bantuan tersebut sudah habis atau masih ada. Erry hanya kembali mengatakan dirinya akan koordinasi lagi terhadap BNPB soal bantuan Sinabung. “Nanti akan saya tanyakan ke BNPB lagi ya,” ujarnya sambil berlalu.
Sementara itu, Koordinator Posko penampungan korban erupsi Sinabung di Gedung Serbaguna KNPI Kabanjahe, Bali Ukur Ginting, yang dihubungi via seluler dari Medan, Kamis (25/2), membenarkan bantuan logistik ke posko penampungan telah terhenti hampir dua minggu terakhir.
“Iya benar, bantuan logistik ke posko sudah berhenti sejak dua minggu terakhir ini. Saat ini untuk di Kabanjahe sendiri ada sembilan posko penampungan, dan semuanya juga sama,” ujar Bali Ukur.
Soal penyebab terhentinya bantuan logistik ke posko-posko penampungan, Bali menjelaskan hal tersebut karena belum turunnya anggaran dari BNPB pusat. Sebab, jelasnya, pihak BPBD belum menyerahkan laporan pertanggung jawaban (LPJ) kepada pihak BNPB pusat. “Kamarin sempat saya tanyakan ke pihak BPBD, mereka bilang anggaran belum turun dari pusat. Sebab mereka belum melaporkan LPJ tahun 2015,” sebut Bali Ukur lagi.
Bali mengungkapkan, kejadian ini baru pertama kali terjadi. Dikatakannya, tahun-tahun sebelumnya bantuan logistik ke posko penampungan tak pernah terhenti seperti sekarang ini sejak kejadian erupsi ini sudah terjadi sejak 2013 lalu. “Ini baru pertama terjadi, tahun-tahun sebelumnya tidak pernah seperti ini,” paparnya.
Karena itu, Bali mempertanyakan sebab musabab hal ini bisa terjadi. Padahal sebelumnya Presiden Joko Widodo sudah memberikan bantuan sebesar Rp6 miliar untuk penanganan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung. Dimana bantuan tersebut disampaikan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dan pihak BNPB juga sudah menyerahkan bantuan itu kepada Bupati Karo di Kabanjahe pada Selasa (23/6) lalu.
“Saya menduga ada yang tidak beres dalam pemberian bantuan ini. Sebab ahun-tahun sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi. Apalagi yang kita ketahui, Presiden sendiri juga memberi bantuan cukup besar untuk para korban Sinabung ini,” tegasnya.
Korban Sinabung Turun Ke Medan
Terhentinya bantuan logistik ke posko penampungan korban bencana erupsi Sinabung, memaksa empat orang masyarakat korban erupsi Sinabung turun ke Medan guna mencari bantuan. Keempatnya adalah Petrus Sitepu, Matius Ginting, Amran Sukur Putra Sitepu dan Iwan Sitepu yang merupakan korban erupsi Sinabung dari Desa Sukanalu Teran Kecamatan Naman Teran. Mereka turun ke Medan berbekal SK yang dikeluarkan oleh koordinator Posko KNPI Gedung Serbaguna Kabanjahe, Bali Ukur Ginting. Dimana SK tersebut dikeluarkan pada Rabu, 24 Februari 2016 ditandatangani.
Petrus pun membeberkan perihal mereka melakukan aksi turun ke jalan karena terhentinya bantuan logistik ke posko-posko penampungan yang ada. Bahkan, sambungnya, saat hal ini ditanyakan kepada koordinator posko, mereka mendapat jawaban kalau anggaran pengadaan bantuan ke posko-posko penampungan saat ini telah habis.
“Saat hal ini saya tanyakan ke koordinator posko, ia mengatakan bahwa anggaran untuk pengadaan bantuan saat ini sudah habis dan belum ada anggaran tambahan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” jelas Petrus dengan nada sedih saat ditemui di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (25/2).
Kehadiran para korban erupsi Sinabung ini pun mendapat sambutan hangat dari kelompok Pecinta Alam Kota Medan. Dimana para kelompok pecinta alam yang berbasis di wilayah Medan ini turut membantu Petrus dan rekannya dalam melakukan penggalangan dana untuk korban erupsi Sinabung.
Sementara itu, Eko Unedo Alberto Manurung, orang pertama yang mendapat kabar perihal kedatangan Petrus dan rekannya ke Medan guna meminta uluran tangan masyarakat, langsung mengumpulkan teman-temannya yang tergabung di Komunitas Ucok & Butet Bersaudara Jalan-jalan dan KPA.
“Perihal terhentinya bantuan ke Posko penampungan baru pertama terjadi setelah tiga tahun berselang. Tentu ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” terang Eko. Oleh karenanya, Eko pun langsung mengkonsep beberapa kegiatan yang akan mereka lakukan dalam penggalangan dana untuk para korban Sinabung bersama rekan-rekan KPA lainnya pada Rabu (24/2) malam di Lapangan Merdeka Medan. (andri)