Medan – Kasus penembakan orang tak dikenal (OTK) yang menggemparkan warga Medan, Rabu (18/1) kemarin, bukan terjadi kali ini saja. Sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 setidaknya ada tiga kasus penembakan yang menyebabkan korban tewas yang tak terungkap.
Tak pelak, fakta itu membuat sejumlah rekan korban sempat ragu apakah jenazah korban nantinya akan diotopsi di RS Bhayangkara.
Kerabat “Jangan diotopsi dulu, saya tuntut nanti kalian (Pekerja di Ruang Mayat) orang bang Upeng aja yang meninggal ditembak, sampai sekarang pelakunya tidak ditangkap, padahal tahu siapa pelakunya, tapi gak ditangkap polisi,” ketus seorang pria ketika melayat ke RS Bhayangkara Jl KH Wahid Hasyim.
Catatan wartawan, sejak tahun 2012 hingga 2016, ada tiga kasus penembakan yang belum terungkap. Pertama kasus penembakan Zulpan Surbakti alias Upeng (60). Tokoh pemuda ini ditembak di bagian kepala saat hendak pulang ke rumahnya di Jl.Djamin Ginting, Pancur Batu pada 2012 silam. Diduga, pembunuhan ini melibatkan pengusaha galian C.
Kemudian kasus penembakan dan perampokan yang dialami oleh Misran, sopir pribadi dari pengusaha Swalayan Terpimpin bernama Sarniem beru Purba. Misran tewas dengan luka tembak di bagian perut ketika membawa majikannya itu melintas di Jl. Besar Delitua Km 10, Desa Mekar Sari, Kecamatan Delitua pada Juli 2014 silam.
Lalu, kasus penembakan yang dialami oleh Indri Wahyuni. Ibu rumahtangga ini ditembak tiga orang pria di kediamannya yang berada di Komplek Tor Ganda, Asam Kumbang pada Oktober 2016 lalu. Hingga saat ini, kasus penembakan tersebut juga belum terungkap, pelaku bebas berkeliaran.
Sementara, Anggota Komisi A DPRD Sumatera Utara, Januari Siregar, menyebut aksi penembakan yang menyebabkan terbunuhnya Kuna di Jalan Ahmad Yani, merupakan tindakan barbar.
“Ini aksi barbar. Karena barang korban tidak ada yang diambil. Masyarakat Kota Medan tidak bisa menerima ini,” kata Januari.
Dikatakannya, melihat peristiwa berdasarkan kronologi yang beredar, tujuan pelakunya memang membunuh korban. Apalagi tidak ada barang korban yang diambil. “Soal apakah ini pembunuhan berencana, bisa saja. Kita serahkan saja pada yang berwajib untuk mengungkapnya,” ujar dia.
Masyarakat Kota Medan kata dia, sangat berharap peristiwa ini segera terungkap. Apalagi Kapolrestabes Medan Kombes Pol Sandi Nugroho, merupakan orang yang teruji di bidang reserse kriminal.
“Kita imbau aparat untuk bekerja maksimal. Dan ini harus terungkap. Supaya pelaku lainnya berpikir dua kali untuk melakukan kejahatan serupa,” pungkasnya.
Menurutnya, pihak aparat dalam hal ini Polrestabes Medan dengan dibantu TNI harus dapat meningkatkan jaminan keamanan di Kota Medan. Kata dia, ada dua hal yang bisa dijadikan alasan peristiwa ini terjadi. Pertama; kelemahan aparat. Kedua; kelemahan ini dimanfaatkan pelaku.
“Maka itu saya berharap masyarakat juga harus berperan. Bahu-membahu menjaga keamanan Kota Medan ini,” pungkasnya. (bowo)