Katarina Siburian Hardono | “Kartini Modern Harus Tangguh dan Berkarir”

Medan – Lebih dari 28 tahun berkiprah di bidang komunikasi korporat membentuk Katarina Siburian Hardono menjadi komunikator yang handal dan mumpuni dengan pemahaman mendalam tentang cara-cara menangani komunikasi dari berbagai perspektif berbeda.

Sebagai garda terdepan perusahaan atau wajah perusahaan, tentunya dituntut “sempurna” menghadapi banyak hal terutama media massa.

Menurut Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources ini, selain bertanggung jawab menjaga citra dan reputasi yang sudah dicanangkan sejak awal, tetapi juga harus menjaga keutuhan visi misi perusahaan. Maju mundurnya perusahaan ikut ditentukan oleh upaya maksimal dari komunikasi korporat.

Sebelum bergabung dengan Tambang Emas Martabe, Katarina berkiprah di beberapa industri lain, semuanya di bidang komunikasi korporat. Diantaranya di Trakindo Caterpillar, IBM Indonesia, Phillips Indonesia, Bank Dunia, Asuransi AIA, dan Lembaga Bantuan Internasional World Vision dan Sampai beberapa juga sempat menjadi freelance consultant di berbagai institusi, swasta dan lembaga pemerintah.

Dengan banyaknya perusahaan yang sudah ditanganinya, pastinya menjadikan dirinya terbiasa menangani masalah.

Kartini Modern

Berbagai strategi dan upaya komunikasi untuk melibatkan (engage) stakeholder internal, seluruh jajaran karyawan, dan stakeholder eksternal termasuk di dalamnya para awak media harus dijalankan secara maksimal dan hati-hati untuk memastikan kelancaran operasi tambang.

“Saat ini, saya bekerja di Tambang Emas Martabe dan sudah bergabung sejak 2010 mulai persiapan pembangunan pabrik pengolahan dan infrastruktur pendukung lainnya. Saya sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman di industri pertambangan tetapi saat itu saya sangat optimis, saya pasti mampu menjalankan peran dan tanggung jawab saya dan mengaplikasikan pengetahuan saya di sini,” kata Ibu dari Nathanael Satrio Wibowo, Minggu (22/4).

Perempuan kelahiran Sei Bamban, Tapanuli Utara 25 Juli ini mengaku bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan Tambang Emas Martabe, sejak persiapan, pembangunan infrastruktur, sampai operasi. Apalagi, ia menjadi salah satu dari sedikit perempuan, di dunia yang saat itu bahkan hingga saat ini didominasi oleh kaum laki-laki.

Diceritakannya, saat itu Tambang Emas Martabe juga sedang menghadapi tantangan tersendiri dan salah satunya resistensi dari masyarakat. Di situlah pengetahuan dan pengalaman panjang di dunia komunikasi diuji.

Situasi dan kondisi ini berlangsung selama hampir 3 tahun, tapi akhirnya kerjasama dengan berbagai departemen dan berbagai upaya komunikasi strategis dan dengan merangkul para pemangku kepentingan terkait akhirnya semuanya membuahkan hasil.

“Lagi-lagi, saya bangga bisa berkontribusi pada perjalanan tambang ini. Jalan itu semakin membentuk saya menjadi komunikator yang handal dan mumpuni dengan pemahaman mendalam tentang cara-cara menangani komunikasi dari berbagai perspektif berbeda,” tegasnya.

Selain masyarakat, media massa adalah salah satu pemangku kepentingan utama dan mitra kerja strategis dan pelibatannya ditangani langsung oleh komunikasi korporat. Setiap media massa punya keunikan masing-masing dan perlu waktu serta proses untuk mengenal karakteristik mereka.

“Kami selalu berusaha memegang teguh visi misi perusahaan untuk transparan dalam mengomunikasikan pesan-pesan perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, kami selalu berusaha untuk menjaga agar hubungan dengan awak media tetap baik. Tetapi kami juga tentu berjalan di koridor dan mengikuti prosedur yang berlaku, khususnya terkait dengan hukum dan etika pers di Indonesia,” tuturnya.

Dilanjutkannya, langkah utama bagi perusahaan adalah transparan dan terbuka terhadap media massa yang membutuhkan data serta informasi terkait dengan perusahaan. Ia juga berusaha cepat dan tepat melakukan konfirmasi serta klarifikasi terkait isu-isu yang berkembang baik yang langsung berhubungan maupun yang sedang berkembang mengenai pertambangan secara umum.

“Kami juga sangat menghormati dan menjaga hubungan baik Dewan Pers Indonesia dan berbagai asosiasi dan persatuan wartawan di Indonesia,” ucapnya.

Istri dari Bambang Hardono ini mengaku, dirinya sangat beruntung memiliki suami yang sangat mendukung perjalanan kariernya. Tak hanya sampai di situ, anak laki-lakinya yang berusia 18 tahun juga sangat bangga memiliki seorang ibu yang kuat dan tangguh dan anaknya sudah sangat terbiasa dengan situasi dan

kondisi kedua orangtuanya bekerja dan melakukan perjalanan dinas.

Walaupun demikian, mereka sangat dekat dan sangat terbuka satu sama lain. Saat berada di Jakarta, mereka selalu melakukan kegiatan yang sama-sama disukai, mulai dari berolah raga, nonton, ngopi dan makan enak serta meluangkan waktu untuk berlibur, meninggalkan kesibukan sehari-hari dan menikmati waktu bersama keluarga.

Kalau sudah ‘mager’ bertiga di coffee shop, lanjutnya, mereka bisa ngobrol berjam-jam tentang berbagai hal yang ditemui sehari-hari. Selain berolahraga di pusat kebugaran, juga rutin berlatih angkat beban dan kick-boxing bersama dan sudah kami jalankan bertahun-tahun.

“Saya bangga dengan keberadaan dan status saya sebagai perempuan yang berkarier tanpa harus melupakan kewajiban dan tugas saya sebagai seorang istri dan ibu. Saya bangga menjadi Kartini modern yang mengganti konde, kebaya, dan selop dengan seragam, helm, serta safety boots. Menurut saya semua perempuan bisa menjadi apa saja sesuai dengan pilihan mereka asalkan ada kemauan dan terus berusaha,” tukasnya. (netty/put)

Close Ads X
Close Ads X