Buntut Kebakaran Pabrik Kayu di Belawan | Listrik Sumut-Aceh Padam Bergilir 3 Hari

MG_0561
Medan | Jurnal Asia
Amuk si jago merah di pabrik kayu (mebel) PT Canang Indah, Minggu (17/1) sore berimbas cukup fatal. Pasalnya, kobaran api diduga menyentuh kabel tegangan tinggi milik PLN hingga putus. Akibatnya, wilayah Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh mengalami defisit (kekurangan) daya listrik 173 MW.

Untuk pemulihan kondisi setrum diupayakan dengan melakukan pemadaman bergilir selama tiga hari ke depan. Tak cuma itu saja, dampak kerugian ditanggung masyarakat dan usaha dipastikan mencapai puluhan miliar rupiah.

Deputi Humas PLN Sumut, Mustafrizal mengatakan, hingga saat ini kondisi pasokan listrik di Sumut belum stabil. Kebakaran yang berada diantara Tower 3 dan 4 menyebabkan kerusakan pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu dan Nagan Raya dan belum bisa dioperasikan sehingga menghambat suplai pasokan listrik untuk sistem Sumatera Bagian Utara. “Setelah line Binjai-Belawan terputus atau terjadi gangguan di Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo volt, beberapa daerah bisa disuplai dari gardu Induk Payageli.

Namun, memang ada beberapa daerah yang daya listriknya belum di suplai listrik sampai Senin pagi. Pasalnya, PLTU Pangkalan Susu dan Nagan Raya belum beroperasi,” katanya, Senin (18/1).
Diterangkannya, daya listrik yang dihasilkan dari PLTU Pangkalan Susu dengan kapasitas 2×200 MW dan Nagan Raya sendiri 2 x 80 MW. Kedua PLTU ini masih dalam pemulihan sehingga Sumut mengalami defisit 148 MW dan Aceh defisit 25 MW.

“Akhir-akhir ini, Sumut tidak mengalami defisit, kondisi cadangan listik di Sumut sekitar 40-50 MW dengan beban puncak maksimal 1.780 MW. Memang, idealnya, setiap daerah harus memiliki cadangan 30 persen dari beban puncak atau setara dengan mesin pembangkit terbesar dan jika terjadi sesuatu bisa tetap ditangani,” tandasnya.

Manager SDM dan Umum PLN Sumut, Raidir Sigalingging menambahkan, kebakaran tersebut berimbas kepada kerusakan mesin listrik sebab mesin berhenti tiba-tiba dalam keadaan tidak normal, pada beban puncak 1.680 MW (black out system). Dan PLN masih terus berupaya memperbaiki dan mempercepat pemulihan PLTU.

Adapun beberapa pembangkit yang mengalami kerusakan atau dalam tahan proses pemulihan, yakni GT 2.1 dan 2.2 blok 2 belawan dengan daya listrik 370 MW. Kemudian, PLTU 3, 4 Belawan, daya 80 MW, PLTG LOT 3 Belawan, 85 MW, PLTU 1 dan 2 PKS dengan daya 300 MW. Lalu, PLTU 1,2 Nagan Raya dengan kapasitas daya 130 MW, PLTA Sipan dan Renun dengan kapasitas, 100 MW.

“Untuk pembangkit PLTU 1 Nagan Raya sedang dalam proses pemulihan, di mana sedang proses penggantian diafragma LP Turbin, penggaian modul governor dan pemulihan incoming PS. Sedangkan, untuk PLTU 2 PKS Nagan Raya saat ini masih mengalami kerusakan bagian diafragma LP Turbin, serta bagian exiter terbakar dan kini masih dalam proses investigasi untuk penyebab kebakarannya,” tukasnya.

Raidir mengatakan, membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 hari ke depan untuk melakukan pemulihan. Dan dipastikan bakal ada daerah-daerah yang mengalami pemadaman listrik dengan durasi berkisar satu hingga dua jam.

Ia menambahkan, terkait kerugian yang ditanggung PLN belum dapat dipastikan berapa banyak. Dan saat ini, pihaknya masih fokus kepada pemulihan agar masyarakat Sumut dapat menikmati listrik tanpa ada gangguan.

“Kalau dibilang rugi, pasti rugi karena kami tidak dapat menjual listrik ke masyarakat. Tetapi, kami masih terfokus dengan pemulihan-pemulihan terlebih dahulu. Masalah kerugian dan ganti rugi akibat kebakaran yang disebabkan PT Canang Indah itu pasti akan kami usut selesai masalah ini,” tukasnya.

Pengusaha Rugi Miliaran Rupiah
Terputusnya kabel transmisi pembangkit listrik di Belawan diakibatkan kebakaran di pabrik kemarin, membuat aktifitas produksi usaha terhambat. Pengusaha pun mengaku rugi hingga miliaran rupiah akibat peristiwa tersebut.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa mengungkapkan, kondisi tersebut jelas menganggu masyarakat dan pengusaha. Untuk pengusaha sendiri, kerugian yang ditanggung memang tidak terlalu signifikan karena pemadaman terjadi di hari libur dan di luar jam kerja.

“Tapi sampai saat ini masih ada pemadaman. Yang akan menggangu itu, apabila pemadaman terjadi pada saat jam kerja sedang berjalan dan ini akan mengakibatkan kerugian besar,” tandasnya, Senin (18/1).

Wakil Ketua Apindo Sumut, Johan Brien mengaku, matinya listrik secara tiba-tiba dan dengan kurun waktu yang berjam-jam memberikan dampak negatif kepada para pengusaha. Sebab jika ditabulasi secara keseluruhan di Sumut, bahkan beberapa daerah di Aceh, kerugian bisa sampai puluhan miliar rupiah.

“Pemadaman terjadi secara tiba-tiba, sehingga mesin bisa rusak. Produktifitas terhambat, bahkan bahan yang sedang diproses produksinya bisa rusak. Hal ini akan merugikan para pengusaha,” katanya.

Dikatakannya, matinya listrik ini seharusnya bisa diantisipasi dengan cepat oleh PLN. Sebab PLN memiliki cadangan daya. Ketika kabel yang putus, seharusnya perbaikannya dapat dilakukan dengan cepat dan sigap. Sehingga daerah lain pun tidak perlu mengalami pemadaman.

Sementara itu, pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, memang pemadaman yang dilakukan PLN tersebut, tentunya harus ditebus dengan biaya yang sangat mahal. Kerugian dialami oleh pengusaha tidak hanya terfokus kepada produksi saja, lebih dari itu adalah kerugian akibat biaya yang telah dikeluarkan untuk menggaji karyawan.

“Besarannya tergantung dengan berapa lama pemadaman itu sendiri. Kalau dari sisi masyarakat, maka masyarakat akan mengeluarkan dana lebih banyak untuk menyediakan penerangan dengan energi alternatif seperti mesin diesel,” tukasnya.

Belum lagi, lanjutnya, kerugian akibat aktivitas masyarakat yang terganggu akibat pemadaman ini, seperti di jalan raya, pusat perbelanjaan ataupun fasilitas umum masyarakat lain. Pemadaman seperti ini memang tidak bisa dihindari. Walau demikian kita berharap PLN mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan sigap dan cepat.

“Untuk dampak ditimbulkan khususnya ke sejumlah indikator perekonomian makro, saya pikir tidak memberikan andil yang besar. Khususnya terkait dengan nilai tukar ataupun inflasi. Yang dikuatirkan adalah produktivitas masyarakat berpeluang mengalami penurunan, hal inilah yang harus dijaga,” tandasnya.

Di lokasi terpisah, Manajer Senior Humas PLN Agung Murdifi di Jakarta, Senin, mengatakan saat ini petugas PLN tengah melakukan perbaikan kedua PLTU di sistem Sumatera bagian utara itu, agar bisa segera beroperasi, sehingga pasokan listrik ke masyarakat kembali normal. “Kedua PLTU ini sedang dalam tahap pemanasan, kami upayakan Senin malam ini dapat beroperasi kembali. Kerusakan PLTU terjadi pada ‘safety membran boiler’,” kata Agung. (netty)

Close Ads X
Close Ads X