Medan | Jurnal Asia
Perilaku koruptif yang sudah menggurita di Sumatera Utara dinilai menjadi penyebab pelbagai persoalan di masyarakat, seperti kemiskinan dan sebagainya. Brigjen Victor Simanjuntak secara tegas mengatakan siap masuk ke terjun ke politik praktis, bila diperlukan untuk memberantas korupsi.
Namun, dirinya membantah akan mengambilalih posisi Ketua DPD Partai Demokrat Sumut. Kendati begitu, mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Mabes Polri yang mengungkap kasus Dwelling Time di Pelindo II tidak menampik keinginannya untuk pulang ke Sumut dan terjun ke dunia politik.
“Gak ada agenda saya untuk ambil Demokrat. Saya juga bukan politisi,” kata Victor. Perwira tinggi yang tengah memasuki masa persiapan pensiun (MPP) pasca kasus Dwelling Time Pelindo II ini menilai, tidak punya kecakapan untuk mengurusi parpol. “Saya tidak punya pengalaman apalagi untuk menjadi ketua. Tetapi kalau memimpin kita punya potensi,” katanya lagi.
Hal ini diungkapkannya menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa Victor bersiap mengambil posisi Ketua DPD Demokrat Sumut menggantikan HT Milwan yang habis masa tugasnya pada 2015 lalu.
Isu ini sendiri tersebar dalam pesan singkat yang diterima wartawan sebelum pertemuan dengan Victor. Hal ini cukup masuk akal mengingat jabatan HT Milwan sebagai Ketua sudah habis dan hal ini sejalan dengan rencana politik Victor ke depan yang ingin terjun ke dalam dunia politik di Sumut.
Menurutnya, Sumut memiliki masalah korupsi yang menggurita sehingga menyebabkan daerah ini mandek pembangunannya. Karena itu pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas pemimpin Sumut. Dan itu bisa dilakukan oleh pemimpin yang bersih.
“Hajar korupsi sekecil-kecilnya karena korupsilah yang membuat Sumut ini tidak maju. Apa buktinya? Dua Gubernurnya diambil. Walikotanya, Bupatinya. Kedepan, masyarakat harus mau berpikir jernih untuk memilih pemimpinnya,” timpalnya.
Korupsi yang menggurita ini kata dia menyebabkan pembangunan mandek, ekonomi masyarakat sulit. Sebagai contoh, kondisi infrastruktur jalan di Sumut yang tidak berkembang sejak dari dulu karena uangnya dikorupsi. Semua itu menurutnya, bisa diatasi oleh pemimpin yang bersih. “Karena ikan busuk dari kepalanya,” imbuhnya.
Memang, sebagai polisi, Victor akrab dengan penegakan hukum. Teranyar, saat menjabat Direktipideksus Mabes Polri berpangkat Brigjen, Victor bersama Kabareskrim Komjen Budi Waseso mengungkap kasus Dwelling Time Pelindo II yang menyeret Presiden Direktur Pelindo II RJ Lino.
Kasus inilah yang kemudian menjadi “akhir” karir Victor. Mutasi besar-besaran di tubuh Polri pasca kasus tersebut merotasi Kabareskrim Budi Waseso menjadi Kepala BNN yang kemudian diikutii oleh pengunduran diri Victor yang memang tengah memasuki masa persiapan pensiun.
Sementara itu, pengamat politik, Warjio menilai, bahwa politik Sumut tidak menutup diri terhadap kehadiran unsur TNI/Polri baik aktif maupun yang sudah pensiun. “Dengan lemahnya kepemimpinan Sumut akhir-akhir ini saya kira ini menjadi sebuah keadan dan kesempatan,” kata Warjio.
Namun, nama-nama balon Gubsu yang beredar tidak bisa dilepaskan dengan pengaruh tokoh-tokoh Sumut di lingkar pusat di Jakarta. Karena itu, para Balon sudah mulai saat ini harus mempersiapkan diri membangun jaringan. (bowo/rel)