Tapanuli Selatan Mencekam | Ratusan Warga Bentrok Terprovokasi di Media Sosial

Medan – Tiga desa dilanda kerusuhan di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Hal ini dipicu akibat adanya saling sindir antara pengguna media sosial. Ratusan warga terlibat dalam insiden, bahkan diantara mereka terluka akibat terkena tembakan dan lemparan batu, termasuk rumah yang rusak.

Situasi kini dilaporkan masih mencekam pasca personil keamanan bersama para pemuka agama turun ke lokasi kejadian. Menurut keterangan dihimpun, kerusuhan ini terjadi di Desa Huta Pardomuan, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting di Medan, Selasa (20/9), mengatakan salah seorang pengguna akun facebook atas nama Toni Darius Sitorus memposting kalimat yang menghina agama.

Tidak terima atas materi sosial media (sosmed) tersebut, sekitar 60 warga Desa Sihepeng, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal da­­tang ke Desa Huta Pardomuan, Kecamatan Sayur Matinggi untuk men­cari pemilik akun facebook tersebut.

Namun, kehadiran warga pada Senin (19/9) malam sekitar pukul 21.30 WIB tersebut, berhasil dihalau oleh aparat Polres Mandailing Natal yang sebelumnya telah siaga di lokasi. Lalu, pada pukul 22.30 WIB, masyarakat Desa Aek Badak Julu, Kecamatan Sayurmatinggi, Tapanuli Selatan tiba-tiba ikut melakukan penyerangan ke Desa Huta Pardomuan akibat terprovokasi oleh pergerakan masyarakat Desa Sihepeng, Mandailing Natal.

Namun, pergerakan massa dapat dihentikan aparat TNI dan Polri yang dipimpin Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Rony Samtama dan Dandim 0212/Tapanuli Selatan Letkol Inf Septa Piandi.
Akibat insiden tersebut, terdapat warga yang terluka yakni Zul Lubis (19), warga Desa Aek Badak Julu yang mengalami luka robek di kepala sebelah kiri dan Bargot Pulung (35) yang mengalami luka tembak senapan angin pada pinggul sebelah kiri.

Kemudian, Idris Nasution (36) yang luka di bagian kening sebelah kiri dan Saripada Nasution (33) yang mengalami luka tembak pada lengan kiri atas. Pihak kepolisian juga mencatat adanya empat rumah warga Desa Huta Pardomuan yang rusak akibat insiden tersebut. Pemilik rumah yakni Pahami Siagian (65), Alarik Nainggolan (65), Marojahan Simangunsong (74) dan Marjulu Hasional (84).

“Empat unit rumah milik warga rusak karena dilempari saat kericuhan berlangsung,” sebut Rina.Selain melakukan pertemuan dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat, petugas juga menyiagakan ratusan personel untuk menjaga keamanan.

Personel tersebut terdiri dari Polres Tapanuli Selatan (100 personel), Polres Mandailing Natal (100 personel), Polres Kota Padangsidempuan (30 personel), Brimob Detasemnn C Maragordong Sipirok (250 personel), dan Kodim 0212/TS (150 personel).

Jaga Kerukunan
Sementara itu, Sekdaprovsu Hasban Ritonga SH membuka rapat koordinasi tentang penyelenggaraan pertahanan negara (Hanneg) di daerah dan penataan wilayah Sumatera Utara di Aula Martabe Kantor Gubsu, Selasa (20/9).

Pada kesempatan itu, Hasban mengharapkan dengan kegiatan rapat koordinasi tentang penyelenggaraan pertahanan negara di daerah dan penataan wilayah Sumatera Utara nantinya dapat diperoleh informasi yang terkait dengan permasalahan strategis dan mendesak. Sehingga kedaulatan negara keutuhan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia khususnya Sumatera Utara dapat tercipta dengan baik. “Dengan demikian akan terbangun provinsi Sumatera Utara yang aman, rukun, damai dan sejahtera,” ujar Hasban.

Letak geografis provinsi Sumatera Utara berada pada jalur strategis pelayaran internasional selat Malaka yang dekat dengan Singapura, Malaysia dan Thailand. Dan berdasarkan topografi daerah Sumatera Utara yang subur memiliki potensi ekonomi yang tinggi sehingga cenderung semakin padat karena arus migrasi dari wilayah pantai barat dan dataran tinggi.

Selanjutnya berdasarkan demografi provinsi Sumatera Utara terdiri dari berbagai suku yaitu Melayu, Batak, Nias Aceh Minangkabau dan Jawa. Walaupun berbeda agama dan adat istiadat, kehidupan bersama berlangsung rukun dan damail. Disamping itu perkembangan makro ekonomi provinsi Sumatera Utara secara umum menunjukkan keadaan terus membaik atau meningkat.

Kondisi ideologi, politik, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan secara umum sampai saat ini cukup kondusif. Hal tersebut, lanjut Hasban, dapat tercipta berkat adanya koordinasi dan kerjasama antara Forkopinda, tokoh politik, organisasi kemasyarakatan, organisasi pemuda, lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat.

“Dengan kata lain melibatkan semua elemen masyarakat termasuk juga kabupaten/kota, serta tingginya kesadaran masyarakat betapa pentingnya dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” sebut Hasban.

Oleh karenanya ia menyambut baik kegiatan rakor tentang hanneg didaerah Sumatera Utara dan penataan wilayah Sumatera Utara yang diselenggarakan guna mendapatkan informasi terkait permasalahan strategis, krusial dan mendesak yang berpengaruh terhadap kondisi keamanan nasional, khususnya di Sumatera Utara. “Semoga pertemuan ini akan mempererat hubungan silaturamni untuk menggali informasi, gagasan dan ide-ide membangun NKRI khususnya Sumatera Utara,” tutupnya.

Hadir pada rakor ini Direktur Kebijakan Strategi Kementerian Pertahanan (Dirjakstra Kemhan) Brigjen TNI M Nakir SIP, para unsur pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, para pimpinan SKPD provsu, tokoh agama dan tokoh masyarakat dari forum strategis Sumut, tokoh pemuda dan peserta rakor dari kabupaten kota. (andri/ial)

Close Ads X
Close Ads X