Jenewa – Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan di Jenewa, Rabu (18/1), negaranya akan membangun suatu model hubungan baru dengan Amerika Serikat sebagai bagian dari “lingkaran teman” di seluruh dunia yang dibentuknya.
Xi menyampaikan pernyataan itu di Perserikatan Bangsa-bangsa pada akhir keberadaannya di Swiss. Dalam pidatonya, ia menyoroti ketertarikan Tiongkok dalam memainkan peranan yang kooperatif pada hubungan internasional.
Selama di Swiss, Xi melakukan kunjungan kenegaraan serta menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos. “Kami selalu menempatkan hak-hak dan kepentingan rakyat di atas segalanya. Dan kami telah bekerja keras untuk membangun serta menjaga hak-hak asasi manusia,” tuturnya.
Kelompok-kelompok penyokong HAM serta pemerintah negara-negara Barat telah menuding Tiongkok melakukan pelanggaran HAM secara luas.
Beijing juga dituduh, oleh negara-negara tetangga yang lebih kecil, sedang memperluas ambisinya di Laut Tiongkok Selatan. Tuduhan itu ditepis oleh Tiongkok.
“Negara-negara besar harus memperlakukan negar-negara yang lebih kecil dengan setara dan bukannya bersikap mendominasi, memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.
“Kami akan berupaya membangun model baru dalam hubungan dengan Amerika Serikat, kemitraan strategis menyeluruh dalam koordinasi dengan Rusia, kemitraan untuk perdamaian, pertumbuhan, reformasi dan di antara peradaban yang berbeda,” katanya.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, saat kampanye mengkritik Tiongkok. Ia menuduh pemerintahan negara tersebut mengeksploitasi AS dalam aspek ekonomi. Trump juga mengundang kekhawatiran karena, setelah terpilih sebagai presiden, ia menerima telepon dari presiden Taiwan, negara yang dianggap Beijing sebagai provinsi miliknya.
Xi menyerukan dunia bersatu dalam menangani perubahan iklim serta upaya memerangi terorisme dan perlucutan senjata nuklir.
“Perjanjian Paris merupakan tonggak sejarah dalam penanganan (perubahan) iklim. Kita harus memastikan bahwa upaya ini tidak keluar dari relnya. Tiongkok akan terus mengambil langkah-langkah dalam menangani perubahan iklim serta memenuhi kewajiban secara penuh,” ujar Xi.
Tiongkok sendiri sedang menghadapi pencemaran udara parah namun berupaya secara keras untuk membangun sistem energi yang ramah lingkungan.
Peringatkan Trump
Surat kabar berpengaruh di Tiongkok, Global Times, pada Kamis kembali memperingatkan bahwa perusahaan pesawat Boeing dan impor pertanian AS dapat menjadi sasaran pembalasan dalam segala persaingan perdagangan yang disebabkan oleh Presiden terpilih Donald Trump.
Trump, yang akan dilantik pada Jumat (20/1), mengkritik praktik-praktik perdagangan Tiongkok dan mengancam akan memberlakukan kebijakan tarif terhadap segala produk impor dari Tiongkok.
Seorang investor miliarder, Wilbur Ross, yang ditunjuk oleh Trump sebagai menteri perdagangan, mengutarakan kritik pedas terhadap praktik perekonomian Tiongkok pada Rabu, mengatakan kepada para senator bahwa dia akan mencari jalan baru untuk melawannya.
Global Times, dalam sebuah artikel menyebutkan saat Amerika Serikat memiliki perekonomian yang lebih kuat, Tiongkok akan menderita saat terjadi persaingan perdagangan, namun Tiongkok “akan melawan AS hingga titik akhir”.
“Terdapat beberapa kasus dalam sejarah modern dimana hanya satu pihak yang menyerah dalam persaingan perdagangan, alih-alih kedua pihak melakukan kompromi. Namun bagaimana bisa pihak Trump percaya bahwa Tiongkok akan menyerah begitu saja?,” tulis artikel tersebut.
“Pihak Trump yang sombong telah meremehkan kemampuan Tiongkok untuk melakukan pembalasan. Tiongkok merupakan pembeli terbesar produk-produk kapuk, gandum, kacang dan pesawat Boeing Amerika,” tulis artikel yang tercantum dalam edisi berbahasa Mandarin dan Inggris itu menambahkan tanpa memberi penjabaran.
Pihak perwakilan Boeing di Tiongkok tidak memberikan komentar atas masalah tersebut. Boeing mengantisipasi Tiongkok akan memerlukan 6.800 unit pesawat senilai satu triliun dolar AS dalam 20 tahun ke depan.
Pada Oktober lalu, Boeing dan perusahaan pesawat Tiongkok, Perusahaan Pesawat Komersil Tiongkok (COMAC) menyepakati perjanjian untuk membuka pabrik penyusunan Boeing 737 di kota Zhoushan.
Global Times merupakan surat kabar yang dibaca secara global, yang dikeluarkan oleh Harian Rakyat di bawah Partai Komunis yang berkuasa, terkenal atas artikel-artikelnya yang tajam namun tidak dapat dipandang sebagai pernyataan resmi dari pemerintah maupun pihak berwenang.
Dalam beberapa minggu terakhir, Global Times beserta kantor-kantor berita nasional Tiongkok lainnya mengeluarkan sejumlah peringatan akan kemungkinan pembalasan jika pemerintahan Trump menjalankan kebijakan tarif atau mengganggu klaim Beijing terhadap Taiwan.
November lalu, surat kabar itu menyatakan bahwa Tiongkok dapat mengalihkan pesanan mereka dari Boeing menuju ke Eropa, telepon pintar Apple akan “disingkirkan” dan kedelai serta jagung dari Amerika akan dilarang di Tiongkok jika Trump membuat masalah terhadap Tiongkok dalam perdagangan.
Tiongkok merupakan produsen dan konsumen kapuk terbesar dunia dan pembeli terbesar biji-bijian seperti kedelai untuk menghidupi industri peternakannya yang besar. (ant)