Parlemen Korsel Lengserkan Presiden Park Geun-Hye

Seoul – Parlemen Korea Selatan resmi mengeluarkan keputusan untuk menggulingkan Presiden Park Geun-hye dari jabatannya. Perempuan pertama yang jadi penguasa Negeri Ginseng itu lengser dalam kasus penyalahgunaan kekuasaan yang berujung korupsi.

Meski parlemen telah menjatuhkan keputusan pemakzulan, saat ini Park be­lum resmi mundur. Mahkamah Kons­titusi pun tengah bekerja keras untuk memutuskan nasib sang pre­­siden– juga terkait apakah ia akan rela dilengserkan atau menolak upaya tersebut.

Efek dari pemakzulan, Park sekarang su­dah dibebastugaskan dalam jabatan­­nya sebagai Presiden. Tugasnya untuk se­mentara dilaksanakanPerdana Men­terinya. Setidaknya, Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn akan menjadi pelaksanan tugas Presiden hingga Mahkamah Konstitusional memberikan putusan.

Pada 27 November lalu, jutaan rakyat Korsel, berdemonstrasi di Seoul. Aksi protes terbesar dalam sejarah Negeri Ginseng itu bertujuan menuntut Presiden Park Geun-hye mundur menyusul krisis politik yang melibatkannya dan sejumlah orang dekatnya.

Unjuk rasa di Seoul ini dihadiri setidak­­nya 1,5 juta orang. Dalam laporan lainnya disebutkan jumlah pendemo saat ini 800.000 orang dan diprediksikan akan mencapai 1,5 juta orang.
Sementara 400.000 lainnya dila­porkan menggelar aksi serupa di sejumlah daerah. Para pendemo yang berkumpul di Seoul diketahui berasal dari komunitas petani, Bhiksu, dan mahasiswa.

“Aku menonton televisi dan berpikir ini tak bisa dilanjutkan, rakyat benar-benar ingin dia mundur tapi dia belum melakukannya,” ujar salah seorang demonstran, Kwak Bo-youn.
“Ini adalah kali kedua aku ikut demo, namun ini jadi yang pertama bagi anak-anak dan suamiku,” imbuhnya.

Park yang merupakan presiden perempuan pertama di Korsel dituduh membiarkan orang-orang terdekatnya memanfaatkan kedekatan mereka dengan dirinya demi mendapatkan keuntungan pribadi. Salah satu orang dekat yang dimaksud adalah Choi Soon-sil, teman lama Park.

Presiden Korsel itu telah dua kali tampil di muka publik untuk melayangkan permintaan maaf. Namun sejauh ini ia menolak seruan untuk mengundurkan diri. Seiring dengan “larut”nya Park dalam skandal politik, popularitasnya menurun drastis. Menurut Gallup Korea, dukungan terhadap putri dari eks Presiden Park Chung-hee yang me­mimpin Korsel pada 1961-1979 itu hanya tersisa 4 persen, terendah dalam sejarah kepresidenan negeri itu.

Konstitusi Korsel tidak memung­­­kinkan bagi seorang presiden untuk menghadapi penuntutan. Dan Park diketahui memiliki waktu 15 bulan sebelum menyelesaikan masa ja­batannya. Namun sekarang jaksa penuntut telah mengaitkan secara langsung hubungan Park dengan skandal politik tersebut.

Terima Putusan Pemakzulan
Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye akhirnya angkat bicara mengenai keputusan Parlemen yang memakzulkan dirinya. Geun-hye menyatakan, dia sepenuhnya menerima keputusan tersebut.

“Saya sangat menerima keputusan dari Parlemen dan masyarakat dan saya sungguh-sungguh memiliki keinginan untuk mengakhiri kekacauan yang sedang berlangsung,” kata Geun-hye dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (9/12).

Dalam pemungutan suara yang berlangsung pagi tadi, 234 anggota Parlemen menyetujui dokumen untuk memakzulkan Geun-hye dan hanya 56 orang yang menolak dokumen tersebut. Sementara itu, Menteri Keuangan Korsel Yoo Il-ho, menyerukan rapat darurat untuk membahas dampak dari pemakzulan Geun-hye. “Waktunya belum ditetapkan, tetapi akan ada satu pertemuan untuk membahas (pasar keuangan),” kata seorang pejabat kementerian keuangan Korsel yang menolak disebutkan namanya.

Warga Korsel Rayakan
Warga Korea Selatan (Korsel) merayakan pemakzulan Presiden mereka, Park Geun-hye. Parlemen Korsel sepakat untuk memakzulkan Geun-hye karena diduga kuat telah melakukan korupsi.
Melansir Reuters pada Jumat (9/12), ribuan orang berkumpul di depan Parlemen Korsel untuk merayakan keputusan itu. Mereka menari, saling berpelukan, dan meneriakan slogan-slogan kemenangan.

“Saya merasa luar biasa! Saya sudah menduga dokumen itu akan disetujui. Bagaimanapun, apa pun yang terjadi di Parlemen, kami akan berusaha untuk menurunkan Geun-hye dengan menggunakan kekuatan rakyat. Masyarakat telah menang,” kata seorang warga Korsel bernama Im Chae-jum. (lp6/snc)

Close Ads X
Close Ads X