Sanksi Korut Belum Dicabut

Singapura | Jurnal Asia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan sanksi terhadap Korea Utara belum akan dicabut sebelum negeri itu dipastikan bebas nuklir. Meski dalam pertemuan dengan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, keduanya menyepakati perlucutan senjata nuklir (denuklirisasi) sepenuhnya.
“Sanksi belum akan dicabut sampai dipastikan Korea Utara benar-benar bebas nuklir,” kata Trump dalam konferensi pers seusai pertemuan dengan Kim Jong-un di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/4).

Menurut Trump, dalam pertemuan Kim Jong-un menyatakan bahwa Korea Utara telah menghancurkan mesin utama pembuat senjata nuklir mereka. “Sekembalinya ke Korea Utara, Kim Jong-un akan segera mengimplementasikan hasil kesepakatan,” kata Trump.

Dalam dokumen kesepakatan yang disebut ‘komprehensif’ oleh Trump, Presiden AS itu berkomitmen untuk memberikan jaminan keamanan bagi Korea Utara.

“Kami yakin bahwa pembentukan hubungan baru AS-Korut akan berkontribusi terhadap perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea, serta dunia, dan mengakui bahwa membangun kepercayaan bisa mendorong denuklirisasi di Semenanjung Korea,” demikian isi dokumen tersebut.

Disebutkan pula bahwa Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen mengadakan negosiasi lanjutan yang dipimpin oleh Menlu AS Mike Pompeo dan pejabat tingkat tinggi Korut yang setingkat, untuk melaksanakan hasil KTT AS-Korut.

Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump berlangsung dalam waktu yang tergolong cepat, yakni 13 detik bersalaman, 35 menit pembicaraan empat mata, pertemuan delegasi yang tak sampai satu jam, dan dilanjutkan makan siang bersama.

“Kami menandatangani dokumen yang sangat penting, dokumen yang cukup komprehensif,” kata Donald Trump, yang mengaku terhormat menandatanganinya.

Dokumen tersebut adalah hasil dari KTT Korea Utara-Amerika Serikat yang berlangsung Selasa (12/6) di Singapura.

Dokumen kesepakatan itu ditandatangani kedua pemimpin dua jam usai mereka beserta delegasi kedua negara melaksanakan dialog puncak di Hotel Capella Pulau Sentosa.

Kim Jong-un mengatakan pertemuan bersejarah kali ini mengawali babak baru hubungan dua negara yang sebelumnya saling bermusuhan, dengan meninggalkan masa lalu yang kelam.

Setelah penandatanganan itu, Trump mengatakan sangat bangga dengan hubungan AS-Korea Utara saat ini. “Saya sangat bangga atas hubungan AS – Korea Utara di Semenanjung Korea. Meski banyak situasi yang terjadi di masa lalu. Kita (kini) memiliki ikatan yang spesial, semua orang akan terkesan dan bahagia. Kita juga akan menyelesaikan masalah yang mengganggu dunia,” tambah presiden ke-47 AS tersebut.

Trump mengatakan, apa yang terjadi hari ini lebih baik dari yang bisa diharapkan. “Dan ke depannya akan jauh lebih baik lagi,” tandasnya.

Usai pertemuan, Trump menggelar konferensi pers. Ia menunjukkan isi perjanjian tersebut. “Presiden Trump dan Pemimpin Kim Jong-un melakukan pertukaran pandangan yang komprehensif, mendalam dan tulus terkait isu-isu tentang pembentukan relasi yang baru antara AS dan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) dan pembentukan rezim perdamaian yang abadi dan kuat di Semenanjung Korea,” demikian tertulis dalam perjanjian tersebut.

“Presiden Trump berkomitmen untuk memberikan jaminan keamanan kepada DPRK. Dan, Pemimpin Kim Jong-un menegaskan kembali komitmennya yang kuat dan kukuh melaksanakan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea.”

Sebelumnya, Trump mengatakan, proses denuklirisasi Korea Utara saat ini sedang dimulai. Saat ditanya apakah Kim menyetujui syarat denuklirisasi, ia menjawab, “Kami memulai proses itu dengan sangat cepat, sangat, sangat cepat.”
(cnn-l6-dc-adp)

Close Ads X
Close Ads X