Perangi Terorisme Program Luar Negeri Utama Trump

Washington – Pemerintahan Trump akan menjadikan upaya mengalahkan “kelompok teror Islam radikal” sebagai target utama kebijakan luar negerinya, menurut sebuah pernyataan yang dipasang di laman Gedung Putih sesaat setelah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Trump, seorang tokoh dari Partai Republik, menggunakan pidato pelantikannya pada Jumat untuk berjanji akan “menyatukan dunia melawan terorisme Islam radikal, yang akan kita basmi sepenuhnya dari muka bumi.”

Dalam pernyataan itu, yang berjudul “Kebijakan Luar Negeri Amerika yang Pertama,” pemerintahan Trump mengatakan, “mengalahkan ISIS dan kelompok-kelompok teror Islam radikal lainnya akan menjadi prioritas tertinggi kami.”

Dalam rangka untuk “mengalahkan dan meng­han­curkan” ISIS dan kelompok yang sejenis, pemerintahan baru itu mengatakan “akan mencari kerja sama agresif dan koalisi operasi militer bila diperlukan,” bekerja memotong dana untuk kelompok teroris, memperluas jaringan berbagi data intelijen dan menggunakan sumber daya siber untuk mengganggu propaganda dan upaya perekrutan.

Pernyataan itu tidak memberikan indikasi tentang bagaimana kebijakan Trump akan berbeda dari pendahulunya, Barack Obama dari Partai Demokrat.

Pemerintahan Obama juga mengejar strategi itu, bekerja sama dengan sekutu Eropa dan Timur Tengah dalam kampanye pengeboman yang menargetkan pemimpin ISIS dan infrastruktur minyak mereka, otorisasi operasi pasukan khusus AS terhadap kelompok itu, dan menggunakan sanksi dan metode lainnya untuk memotong pembiayaan.

Pidato Trump dan pernyataan itu mengulang kampanyenya yang mengritik Obama dan saingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, karena tidak menggunakan kalimat “kelompok teror Islam radikal” untuk menggambarkan ISIS dan kelompok garis keras lainnya.

Obama berpendapat bahwa menggunakan istilah itu akan mengacaukan perujukan antara “pembunuh” dengan “miliaran Muslim yang ada di seluruh dunia, termasuk di negeri ini, yang damai.” Hillary mengatakan jika menggunakan frase ini akan membuat mereka melakukan keinginan kelompok militan yang ingin menggambarkan Amerika Serikat seperti sedang berperang dengan Islam.

Pernyataan Gedung Putih juga tampak menggarisbawahi hubungan dengan Rusia yang lebih baik, sesuatu yang telah dikatakan Trump akan dicapainya. “Kami selalu senang ketika musuh lama menjadi teman, dan ketika teman-teman lama menjadi sekutu, “kata pernyataan itu. Trump menolak kritik bahwa dia terlalu bersemangat menjadikan Presiden Rusia Vladimir Putin sekutunya.

Pernyataan itu mengulang sumpah kampanye Trump untuk menarik diri dari Kerja sama Trans-Pacific, pakta perdagangan bebas Asia yang diperjuangkan Obama tetapi tidak mampu untuk mendapatkan persetujuan Kongres. Trump mengatakan, tanpa elaborasi, bahwa kesepakatan perdagangan internasional telah merugikan para pekerja Amerika.

“Presiden Trump akan me­mastikan dalam pe­nga­wasannya, kebijakan perdagangan akan dilaksanakan oleh dan untuk rakyat, dan akan menempatkan Amerika lebih dulu,”kata pernyataan itu.

Dalam pernyataan terpisah di laman Gedung Putih, pemerintahan Trump mengatakan niatnya untuk mengembangkan sistem pertahanan rudal untuk melindungi dari serangan Iran dan Korea Utara.

Pernyataan itu tidak mengatakan apakah sistem tersebut akan berbeda dari yang sudah dikembangkan, menjelaskan biayanya atau mengatakan bagaimana itu akan dibiayai. (ant)

Close Ads X
Close Ads X